Upacara pembukaan Olimpiade Brawijaya (18/9) di GOR Pertamina UB. (Theo/Perspektif) |
Malang, Perspektif- Teriakan dan nyanyian “buka – buka, buka pintunya, buka pintunya sekarang juga” menggema di pintu masuk GOR Pertamina, Universitas Brawijaya saat pembukaan Olimpiade Brawijaya 2015 pada Jumat, (18/9).
Hal tersebut lantaran ratusan suporter dari beberapa fakultas tak dapat masuk ke dalam GOR karena kuota untuk suporter sudah penuh di dalam GOR. Akan tetapi, ratusan suporter yang telah hadir merasa tidak diberitahu oleh panitia. “Tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” ungkap Nikmatullah, Wakil Menteri Dalam Negeri BEM FISIP UB.
Selain suporter, terdapat beberapa kontingen yang tidak dapat masuk. “Kami melakukan koordinasi dengan panitia, kami diminta sabar,” ungkapnya.
Alhasil, aksi dorong mendorong pecah tepat saat parade kontingen FISIP masuk ke dalam GOR. “Masuk masuk,” teriak beberapa orang. Sontak, panitia langsung membuat barikade di depan pintu masuk utara. Panitia kemudian mempersempit pintu masuk untuk akses kontingen saja.
Sontak, beberapa tamu undangan, termasuk Jajaran Rektorat bangkit dari tempat duduknya yang tak jauh dari pintu masuk, tak sedikit pula yang mendekati panitia untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Kejadian dorong mendorong turut membuat kontingen yang telah ada di tribun meneriakkan yel – yel “kita satu brawijaya” untuk meredakan ketegangan yang terjadi.
Sementara di luar GOR, aksi dorong mendorong mereda setelah suporter dari FISIP, FPIK, FILKOM, dan beberapa fakultas lainnya bisa masuk ke dalam GOR lewat pintu yang berbeda.
Dalam sambutannya, Rektor UB, Muhammad Bisri mengingatkan untuk menjunjung sportivitas diantara para atlet. “Bila terjadi gesekan, ingat kita satu brawijaya,” Tutur Rektor UB tersebut. (bay)