Malang, PERSPEKTIF – Jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) Genap tahun ajaran 2016/2017 resmi dimajukan satu minggu lebih awal tanpa adanya pekan sunyi. Hal tersebut dilansir dalam Surat Keputusan Wakil Rektor I melalui akun resmi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Brawijaya, (20/4).
Sebelumnya, DPM telah menyebarkan kuesioner online bagi mahasiswa UB dengan dua pilihan, apakah UAS diadakan setelah atau sebelum liburan. Hasil dari kuesioner yang dilakukan selama 24 jam, dari 18 April 2017 pukul 13.00 WIB hingga 19 April 2017 pukul 13.00 WIB tersebut yang kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak rektorat.
Menurut Siti Kholifah, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB, karena adanya survei mahasiswa itu, Wakil Rektor I memutuskan untuk menghapuskan adanya pekan sunyi dan memindah jadwal UAS dari yang mulanya akan diadakan setelah libur lebaran, menjadi sebelum libur lebaran, yaitu UAS yang semula terjadwal pada 3 s/d 15 Juli 2017 dimajukan menjadi 12 s/d 23 Juni 2017.
“Pada rapat jajaran Wakil Dekan dengan Wakil Rektor I, Rabu (19/4), DPM UB mendatangi Wakil Rektor I dengan membawa hasil survei yang disebarkan kepada mahasiswa. Jika menurut Hasbi Assiddiq, Ketua DPM, 75% dari 9.151 pengisi kuesioner menginginkan UAS untuk diadakan sebelum libur lebaran,” ungkap Siti.
Siti menambahkan bahwa ada kemungkinan UAS juga akan tetap diadakan di hari Sabtu karena tanggal 23 sudah masuk cuti bersama.
“Adanya cuti bersama tanggal 23 Juni, akhirnya kemungkinan Sabtu kita tetap UAS untuk menggantikan yang Jumat tidak ada,” ujarnya.
Menurut Hasbi, pihaknya sebelum mengadakan kuesioner tersebut juga berangkat dari beberapa pertimbangan. Salah satu yang utama adalah terkait adanya pekan sunyi yang selama ini dianggap kurang efektif oleh beberapa fakultas.
“Pertimbangan yang dimiliki DPM mengenai perubahan jadwal ini banyak hal, tidak hanya dari mahasiswa saja, tetapi juga dari karyawan. Setelah diverifikasi, pihak akademik dari masing-masing fakultas pun menginginkan seperti itu. Pertama terkait tiket dan biaya yang berlipat, kedua terkait belajar,” ujar Hasbi.
Hasbi mengatakan bahwa gerak ini (kuesioner terkait dua pilihan), bukan merupakan keinginan pribadi tapi keinginan banyak mahasiswa di beberapa fakultas yang menginginkan UAS diadakan sebelum lebaran.
Akan tetapi, menurut Nadira Vihanta Yuniar, Ilmu Komunikasi 2016. Kuesioner yang dilakukan oleh DPM dianggap sangat disayangkan karena dianggap terlambat.
“Penyebaran kuesioner sudah benar sebagai ajang aspirasi mahasiswa, akan tetapi sangat disayangkan penyebaran kuesioner tidak dilakukan dari dulu sebelum banyak mahasiswa telah membeli tiket. Keputusan yang diambil terlambat karena sudah mendekati hari H,” tutur Nadira.
Adanya perubahan jadwal tersebut, dikatakan oleh Wakil Dekan I FISIP tidak akan memengaruhi jadwal akademik di tahun selanjutnya.
“UAS-nya dimajukan, akhirnya semester pendek juga dimajukan supaya ada jedanya sebelum KRS. Jadwal semester pendek pun diubah, yang semula tanggal 17 Juli, menjadi 10 Juli 2017. (pch/zul)