Lompat ke konten

Ramai Perbincangan Rencana Pembangunan Konektor Gedung B dan C FISIP UB, WD II: Dilematis dan Sulit Mitigasi Risiko

Ruang Antara Gedung B dan Gedung C FISIP UB (PERSPEKTIF/Dayinta)

Malang, PERSPEKTIF – Wakil Dekan (WD) II Bidang Umum, Keuangan dan Sumber Daya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) angkat bicara terkait isu proyek pembangunan konektor yang menghubungkan Gedung B dan C FISIP UB. Isu tersebut diperkuat setelah salah satu konten pada laman resmi Instagram @fisip_ub diunggah. Dari catatan yang diuraikan WD II, terdapat berbagai tantangan yang mengaburkan rencana proyek pembangunan konektor tersebut, seperti minimnya ruang terbuka di FISIP, padatnya aktivitas pada area yang direncanakan, hingga sulitnya mitigasi risiko pembangunan 

Ahmad Imron Rozuli selaku WD II FISIP UB menjelaskan bahwa dirinya merasa dilema akan pelaksanaan proyek tersebut. Imron menuturkan bahwa area terbuka yang semakin sempit serta sulitnya mitigasi bencana menjadi halangan terbesar untuk mewujudkan proyek pembangunan. Selain itu, padatnya aktivitas sivitas akademika di area perencanaan pembangunan proyek juga menjadi pertimbangan lanjutan untuk melaksanakan proyek tersebut. 

“Itu agak dilematis saya. Jadi, satu sisi saya sebetulnya sayang dengan area terbuka misalnya. Yang kedua bicara mitigasi bencana karena kalau semua area itu kita bangun gedung, maka area-area yang bisa digunakan untuk saat terjadi kondisi-kondisi darurat itu juga sulit. Risikonya itu begini, antara (gedung, red) B dan C ini kan area ramai. Nanti saat (proses, red) bangun ada crane. Iya kalau tidak terjadi apa-apa, membangun itu kan butuh waktu yang panjang gitu kan sehingga kemudian harus dipikirkan betul,” tutur Imron pada Kamis (12/12). 

Imron secara pribadi mengungkapkan bahwa dirinya kurang menyetujui rencana proyek pembangunan konektor gedung B dan C FISIP UB. Menurutnya berbagai aspek harus diperhitungkan dengan matang, mengingat banyak sekali pertimbangan untuk melakukan pembangunan fasilitas di area kampus. 

“Nah, sehingga saya itu sebenarnya juga dalam tanda kutip itu tidak terlalu menyepakati karena aspek yang harus dihitung, seperti mitigasi risikonya, mitigasi bencananya.  Kita harus bisa menyiapkan dengan rencana, kan butuhnya banyak. Kalau membangun itu bukan membangun gedung doang loh, nanti ngisinya? Biayanya berapa, kan begitu?” jelas Imron. 

Imron menambahkan bahwa rencana pembangunan konektor yang menghubungkan gedung B dan C FISIP UB hingga kini hanya masih menjadi usulan, sehingga belum ada master plan yang pasti. Ia menjelaskan bahwa usulan proyek-proyek pembangunan di FISIP UB sebenarnya diarahkan kepada ruang pendukung kegiatan sivitas akademika yang selama ini masih terkendala. 

“Ya, di master plan perencanaan kita (pembangunan konektor, red) sebenarnya belum masuk, belum. Jadi itu masih usulan di tahun berjalan ini sehingga masih perlu sebetulnya masuk di perencanaan strategis. Kalau yang saya tangkap itu adalah kebutuhan penambahan ruang sebetulnya, ruang yang kemudian bisa digunakan untuk beberapa aktivitas yang mungkin selama ini terkendala. Misalkan seperti tambahan auditorium, terus tambahan ruang-ruang co-working space,” tungkas Imron. 

Di tengah kebimbangan tersebut, respon positif terkait rencana proyek ini justru muncul dari mahasiswa. Dina (bukan nama sebenarnya), mahasiswa FISIP angkatan 2023 menuturkan bahwa dirinya berharap jika pembangunan resmi dilaksanakan, rencana ini membawa keuntungan bagi kegiatan sivitas akademika, seperti penambahan fasilitas untuk mendukung proses belajar. 

“Semoga lancar lah ya, nantikan kita tidak tahu gitu loh mau difungsikan sebagai apa konektor gedung B dan C ini. Kalau ekspektasi aku ya mungkin ada fasilitas yang bisa menunjang mahasiswa seperti misal kayak tempat duduk yang bisa dipakai buat belajar gitu misalnya, atau ruang kelas mungkin. Ada sesuatu yang bisa bermanfaat buat mahasiswa juga,” jelas Dina (12/12). 

Tak hanya Dina, mahasiswa FISIP UB lainnya, Muhammad Fahdan menjelaskan bahwa dirinya setuju apabila rencana pembangunan konektor yang menghubungkan gedung B dan C FISIP UB resmi dilaksanakan. Fahdan mengungkapkan bahwa proyek tersebut nantinya dapat memberikan keuntungan bagi sivitas akademika, khususnya dalam mendukung aspek mobilisasi. 

“Menurutku bagus sih, bagus banget malah. Ya paham lah kita sebagai mahasiswa FISIP kalau  dari kelas (gedung, red) B ini entar saya kelas selanjutnya ada di kelas (gedung, red) C gitu. Pasti kan kita harus turun dulu dan jalan ke gedung C. Sedangkan kalau misalnya ada konektor kan enak tinggal nyebrang aja gitu,” tungkas Fahdan pada Rabu (11/12). 

Fahdan berharap agar pembangunan konektor ini dapat memudahkan segala kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa, dosen dan tenaga pendidik lainnya. Selain itu, dirinya mengatakan jika rencana dilaksanakan, pembangunan konektor tidak mengganggu jalannya kegiatan akademik di lingkungan kampus. 

(cvl/nat/ahi)

(Visited 24 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?