Malang, PERSPEKTIF — Penyelenggaraan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) 2019 mengalami beberapa kendala dalam persiapannya. Kendala ini, menurut Hasbiyallah Amartya selaku Ketua Pelaksana PKKMABA FISIP 2019 banyak yang berkaitan erat dengan panitia dosen.
“Berkaitan dengan koordinasi dengan dosen, sekarang Pak Muwafik (Wakil Dekan III, red.) lebih tegas lagi. Segala publikasi harus melalui persetujuan dia, agar bisa disebarkan melalui website, akun resmi LINE, dan Instagram,” ujar Hasbiyallah.
Hasbiyallah juga menyatakan bahwa kendala datang dari koordinasi panitia dosen yang seringkali mendadak sehingga memberatkan panitia. “Biasanya dari panitia dosen minta pemateri yang berbeda dengan konsep kami. Contohnya, mereka minta untuk mengadakan seminar tentang mawapres (mahasiswa berprestasi, red.) di student day atau PKKMABA. Kadang-kadang permintaan dari panitia dosen (datangnya) mendadak,” jelasnya.
Senada dengan Hasbiyallah, Bagas Putra, Koordinator Panitia Pengawas PKKMABA FISIP 2019 pada Kamis (8/8), juga mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang berbeda antara kemauan pihak dosen dan panitia. “Biasanya, dosen selalu memberi masukan terhadap rangkaian PKKMABA. Soal koordinasinya, biasanya berupa saran dan masukan karena ada beberapa hal yang beda antara mahasiswa dan pihak dosen,” kata Bagas.
Menanggapi kendala yang dialami panitia terkait usulan panitia dosen yang mendadak, Akhmad Muwafiq Saleh selaku Wakil Dekan (WD) III menjelaskan bahwa materi yang diusulkan mendadak tersebut dinilai sangat penting untuk pegangan akademik mahasiswa baru.
“Ya, khususnya terkait materi akademik. Karena laporan tahun ini mahasiswa FISIP merupakan yang terbanyak, dan di sisi lain FISIP memiliki masa lulus terlama. Fakultas yang lain biasanya sekitar empat tahunan, ada yang tiga tahun setengah, ada yang empat tahun, sedangkan FISIP lima tahun. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah memberikan pemahaman lebih utuh kepada mahasiswa baru tentang sistem akademik”, pungkas Muwafik. (mth/rfs/pch)