Malang, PERSPEKTIF – Kementrian Advokesmas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan FISIP Bercerita Volume 1 yang bertema “Wadek Baru, Harapan Baru” pada Jumat (7/4), di gazebo belakang gedung A.
Diskusi ini dihadiri oleh jajaran Wakil Dekan (Wadek) baru FISIP yaitu Siti Kholifah selaku Wadek I, Wadek II Anang Sujoko, dan Wadek III Akhmad Muwafik Shaleh, serta dimoderatori oleh Muhammad Amin Susilo mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2014
Lorencius Halomoan, Ketua Pelaksana, dalam sambutannya mengutarakan tujuan diadakannya FISIP Bercerita untuk mengenalkan Wadek FISIP yang baru dan sebagai sarana mempertemukan mahasiswa dengan pihak dekanat secara langsung.
“FISIP Bercerita merupakan salah satu audiensi mahasiswa FISIP, agar semua mengetahui dan tidak saling berburuk sangka, tetapi berusaha untuk mengetahui masalah apa yang sebenarnya terjadi,” terang Lorencius.
FISIP Bercerita Volume 1 membahas berbagai isu dan masalah yang ada di FISIP. Mulai dari masalah akademik mengenai alur Kartu Rencana Studi (KRS) yang rumit hingga masalah larangan berjualan di dalam gedung FISIP.
Siti Kholifah Wadek bidang akademik mengatakan bahwa beliau mengharapkan semester depan alur KRS tidak akan serumit seperti semester-semester sebelumnya.
“Untuk KRS online, data 90% sudah masuk semua. Saya juga minta prodi untuk mengecek terkait data mahasiswa. Semoga semester depan sudah bisa KRS online,” ungkap dosen Sosiologi.
Kholifah juga menambahkan dengan sistem KRS online, nantinya dosen pembimbing akademik dapat mengawasi absensi mahasiswa bimbingannya.
Selain itu, Kholifah juga menyinggung ruang baca FISIP UB. Kholifah menuturkan dengan adanya keterbatasan bahan bacaan di ruang baca, ia meminta mahasiswa untuk aktif mengakses bahan bacaan dan jurnal yang disediakan oleh pihak universitas dan fakultas.
“Sebenarnya ruang baca itu suasananya sudah enak, tetapi minta tolong mahasiswa harus tetap aktif mengakses informasi dari perpustakaan pusat. Saya kemarin sudah minta petugas ruang baca untuk menyampaikan jurnal apa saja yang bisa diakses menggunakan wifi universitas,” tutur Kholifah
Sedangkan mengenai larangan masalah berjualan di dalam gedung FISIP terutama di ruang kelas, Ahmad Muwafik Shaleh sebagai Wadek bidang kemahasiswaan mengatakan bahwa larangan tersebut diberlakukan karena dianggap mengganggu proses pembelajaran.
“Ruang kelas itu fungsinya untuk belajar. Kita fokus untuk mendapatkan ilmu, itulah mengapa tidak diperkenankan berjualan di dalam. Untuk berjualan sudah kita sediakan tempatnya,” jelas Muwafik
Muwafik mengharapkan Gerai Mahasiswa (Gemas) yang telah tutup sekitar 4 tahun difungsikan kembali sebagai pusat wirausaha mahasiswa. Ia menegaskan akan mendorong dan mendukung mahasiswa serta organisasi yang ada di FISIP berwirausaha.
“Jadi kita tidak melarang kalian jualan, justru saya mendorong untuk berjualan. Karena dengan seperti itu kalian bisa belajar mencari dana tambahan selain dana pagu,” terang Wakil Dekan III.
Muwafik juga menambahkan, bahwa ia mengucapkan apresiasi yang besar terhadap organisasi mahasiswa yang ada di FISIP karena telah efektif mengelola keuangan, khususnya dana pagu. Dana pagu yang diberikan sebesar 300 juta untuk 23 organisasi, tetapi di akhir tahun satu organisasi bisa habis lebih dari 200 juta.
“Padahal dana mereka dalam satu organisasi paling dapat 20 juta, tetapi dia bisa menghasilkan uang 200 juta. Ini kan luar biasa hebat, kalau sudah seperti ini tahun depan dana pagu itu tidak perlu,” tambah Muwafik dengan disambut gelak tawa mahasiswa yang hadir.
Anang Sujoko sebagai Wakil Dekan bidang keungan secara umum membahas tentang proses kelanjutan pembangunan Gedung C FISIP. Beliau menyatakan pembangunan gedung c dilaksanakan secara bertahap.
“Pembangunan gedung C itu dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama itu hanya empat lantai. Namun, pondasi bangunan itu sudah dikonstruksi untuk 7 lantai,” terang Anang. (suf/wur)