sejak langkah dihitung sebagai lomba
tak ada makna yang benar-benar diresapi
sebagai lagu; pesta pora; bunga-bunga atau sekedar berjalan kaki kecil di taman diri
—
buram sudah
buram;
manusia kini berubah menjadi
akun linkedin berjalan dikerumuni sepi
redup sudah dunia
jika hidup kita dialihfungsi
sebagai medali;
sertifikat berharga tinggi
seolah ada bio yang terpampang di jidat manusia hari ini yang bertuliskan:
“siap mati dihimpit mayat-mayat hidup sembari menyiksa diri melihat prestasi mereka yang berbanding terbalik dengan suara sumbang milik kami”
—
sudah saatnya kawan, sudah saatnya
kita tak berpikir perihal rangking fiksi
susah saatnya kawan, kita berlayar lagi
siapkan kompas, jangan peduli—
tiup saja puisi senandung hati tanpa rasa masygul;
lepaskan semua ekspektasi
dan nikmati
(Malang, 2023)