Hijau rumput menyambut jejak,
tanah baru dengan lampu-lampu,
yang menyinari terang jalanmu menuju ilmu.
Begitu,
kata ribuan mulut yang membisiki kupingmu bagai permainan pesan berantai
Dan kau percaya.
Karena bahwasanya pendidikan adalah hak bagi segala bangsa,
Kau percaya kekang pengetahuan harus dilepas dari rantai-rantai ke-an:
Kemiskinan
Ketidaktahuan
Kemalasan
Keterbatasan
Kekerasan
Kau percaya pada cita-cita, maka kau percaya sistem yang merdeka.
Langkah kakimu mantap mengambil pilihan
Sebab bagimu tangan dan jari-jari membentuk simpul yang menghasil rajut warna hidupmu
Kau berjalan mengitari tiap tikungan, berhenti di tiap muka gedung, mencari-cari apa yang membuat tempat ini begitu mulia:
“setiap batu-batanya tersusun dari kesadaran akan pentingnya keingintahuan.” kata pepatah yang tetiba muncul di sudut kenang.
Hinggap di wajahmu tetes air hujan yang bercampur dengan napas haru kebebasan:
kau, seorang kerdil, telah selangkah lebih dekat menuju pundak raksasa.
Bait-bait harapan ini menerbangkanmu tinggi-tinggi, maka kau khusyuk berdoa: semoga tak hancur di tangan negara.
========
Tulisan ini pertama kali diterbitkan dalam Buletin Redaksi Edisi 3 Tahun 2021 dengan judul “Diorama Kampus Merdeka” pada 28 Desember 2021.