Lompat ke konten

Puluhan Lukisan Terkenal Dipajang di Galeri Nasional

1470874243719
Pengunjung terlihat ramai menikmati keindahan lukisan di Galeri Nasional, pada Rabu (10/8). (Foto: Nevi/Perspektif)

Jakarta, PERSPEKTIF – Tahun 2016 menjadi tahun yang dinantikan bagi para pecinta lukisan. Pasalnya, 28 karya lukisan dari 20 pelukis ternama dipamerkan untuk publik di Galeri Nasional, yang berada di Kawasan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Selama ini, koleksi tersebut tersebar di istana presiden yang berada di Jakarta, Bogor, Cipanas dan Jogja. Untuk pertama kalinya, lukisan ini ditontonkan kepada publik dalam jumlah yang lumayan banyak. Pameran itu berlangsung mulai 2 Agustus hingga 31 Agustus mendatang.

Dari 28 karya yang dipamerkan, terdapat satu karya sang Proklamator Indonesia, Ir Soekarno. Lukisan itu berjudul Rini, yang sketsa awalnya dibuat oleh Dullah, pelukis istana presiden kala itu. Menurut salah satu kurator pameran, Mikke Susanto, ini pertama kali ini lukisan Soekarno dipamerkan untuk umum.

Seorang narasumber pameran, Adek Wahyuni Saptantinah, menjelaskan tujuan diadakannya pameran ini untuk mengingat kembali sejarah Indonesia melalui karya-karya maestro. “Orang melukis itu bukan hanya melukis, tapi juga dibutuhkan imajinasi, ada edukasinya, ada unsur sejarahnya, bagaimana kondisi masyarakat dahulu, dengan kondisi yang susah masih semangat untuk membuat lukisan”, ujar Adek. Oleh karena itu pada tahun ini panitia mengangkat tema ‘Goresan Juang Kemerdekaan’.

Terdapat satu lukisan dengan nilai harga tertinggi. Adalah lukisan karya Raden Saleh yang berjudul ‘Penangkapan Pangeran Dipenegoro’.
Lukisan berukuran 112 x 179 cm itu juga merupakan lukisan tertua yang ada di Galeri Nasional. Menurut adek, pada tahun 2010 saja lukisan itu dinilai seharga 50 miliar rupiah.

Lukisan itu dibuat pada tahun 1857 di Belanda dan diserahkan kepada Ratu Belanda, sang pelukis terinpirasi oleh lukisan Nicholas Pienemaan bertajuk penyerahan diri dipenogoro kepada Letnan Jendral H.M de Kock. Yang membuat lukisan ini berbeda dari pendahulunya adalah unsur nasionalisme dalam lukisan ini. Raden Saleh pun menggambarkan dirinya sebagai saksi penangkapan.

Banyak pengunjung yang datang pada pameran ini. Pameran ini dibuka dari pukul 9.00 pagi hingga pukul 20.00 malam. Tidak ada pemungutan biaya apapun untuk masuk ke pameran ini. (nnd/ade)

(Visited 358 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?