Lompat ke konten

Tak Ada Calon dari FISIP, 3 Bakal Calon Dekan dari Fakultas Lain

Ilustrasi Ade/Perspektif
Ilustrasi Ade/Perspektif
Ilustrasi Ade/Perspektif

Malang, PERSPEKTIF– Masa jabatan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Darsono Wisadirana akan berakhir 15 Mei 2016. Guna mempersiapkan pergantian kepemimpinan FISIP, 21 Maret lalu, Senat FISIP mengesahkan tata cara penjaringan dan pertimbangan bakal calon dekan sekaligus membentuk panitia penjaringan. Berdasarkan tata cara tersebut, bakal calon dekan harus memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan.

Ketika ditemui Perspektif, Darsono mengungkapkan dirinya tidak bisa lagi mencalonkan sebagai calon dekan FISIP karena terhalang beberapa syarat, salah satunya syarat usia. “Usia maksimum kan 60 tahun, lebih sehari ya gak boleh. Jadi itu tadi, syarat menjadi dekan harus 60 tahun kebawah,” paparnya.

Dari pengamatan Perspektif, proses pemilihan dekan FISIP sudah memasuki tahap penjaringan bakal calon dan seleksi bakal calon dekan. “Tanggal 24 Maret panitia mengirimkan surat kesediaan untuk menjadi bakal calon di tingkat fakultas. Tapi tidak ada yang mengembalikan,” ujar Darsono.

Lebih lanjut Darsono mengungkapkan beberapa kandidat dari internal FISIP terbentur syarat minimal golongan. “Untuk syarat pertama terpenuhi yaitu sebagai doktor, namun syarat kedua tidak terpenuhi yaitu berstatus lektor kepala. Rata-rata dosen FISIP berstatus sebagai lektor atau asisten ahli,” ungkap pria asal Brebes itu.

Senada dengan Darsono, ketua panitia penjaringan bakal calon dekan FISIP, Ahmad Imron Rozuli mengungkapkan bahwa panitia telah mengirimkan surat kepada kandidat di fakultas. Namun, hingga pendaftaran ditutup tidak ada satupun yang mengembalikan surat kesediaan, sehingga panitia melakukan penjaringan bakal calon dekan dari luar FISIP.

“Surat permohonan kami kirimkan ke Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Fakultas Peternakan (Fapet), walaupun tergolong fakultas eksakta namun memiliki jurusan sosial-ekonomi. Serta Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), itu yang serumpun,” tuturnya.

Dari penjaringan dari luar fakultas itu, Imron menyebut ada lima orang yang berminat menjadi calon dekan FISIP. Namun, dari lima orang tersebut, hanya ada tiga yang lolos seleksi dan ditetapkan menjadi calon dekan FISIP. Tiga calon dekan yang telah ditetapkan antara lain: Suryadi dari FIA, Unti Ludigdo dari FEB dan Edi Susilo dari FPIK.

Salah satu bakal calon dekan, Unti Ludigdo, mengatakan kesediaanya untuk maju menjadi bakal calon dekan FISIP didukung oleh rekan-rekannya di FISIP. Selain itu, ia juga menyebut jajaran pimpinan FEB juga mendukungnya untuk menjadi bakal calon dekan FISIP. “Saya tahu mengenai FISIP dari obrolan informal dengan rekan-rekan di FISIP. Kami berdiskusi terkait beberapa hal kemudian mereka mendorong saya untuk membantu FISIP. Dari situ saya berfikir,” ujarnya ketika ditemui di Gedung Pascasarjana FEB.

Ia menambahkan dukungan dari pihak pimpinan FEB didasarkan pada pengalamannya sebagai ketua Program Studi lalu ketua Jurusan Akuntansi. Ketika ia memimpin Program Studi, ia mendorong semua Program Studinya mendapat akreditasi A sekaligus kualifikasi internasional. ”Saya berprinsip karena ini juga masih dalam lingkungan akademik universitas brawijaya  saya yakin tidak akan sangat jauh berbeda di FEB tidak akan sangat jauh, saya yakin pola-polanya mirip lah,” ungkapnya.

Jika nanti terpilih sebagai dekan FISIP, ia mengatakan untuk kemajuan FISIP hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan keunggulan FISIP.

Sementara itu, ketika ditemui Perspektif setelah tes psikologi, salah satu bakal calon dekan, Suryadi mengungkapkan kesediaannya untuk menjadi bakal calon dekan merupakan dorongan diri. Ia mengatakan bahwa sebelumnya dirinya juga berperan sebagai pendiri FISIP bahkan jauh sebelum dekan FISIP saat ini.

“Sebelum Pak Darsono, fase awal pendirian FISIP saya bersama Profesor Zainal Arifin yang menginisiasi, tapi gagal karena Prof. Zainal menjadi rektor. Kemudian saya dengan Prof. Ismani, yang ini gagal juga. Kemudian yang ketiga dengan Pak Darsono. Setelah selesai S3, ia mendapat tugas untuk mendirikan FISIP, saya bergabung dengan Pak Dar untuk mendirikan,” ungkap dosen Jurusan Ilmu Adminstrasi Publik tersebut.

Mengenai proses adaptasi jika nanti di amanahkan menjadi dekan FISIP, Suryadi mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena sebelumnya dia pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan III di FISIP. “Harapannya untuk FISIP, jika diamanatkan untuk menjadi dekan, ada sesuatu yang ingin kita jangkau keluar tapi juga ada urusan didalam. Bagi saya, kita dapat menjangkau keluar dengan sukses kalau yang di dalam beres, kalau urusan didalam beres kita punya power untuk menjangkau keluar,” pungkasnya. (lta/fam/bmh)

(Visited 262 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?