Malang, PERSPEKTIF – Di akhir tahun 2023, seperti di penghujung tahun lainnya, Universitas Brawijaya (UB) sedang mempersiapkan untuk melakukan Pemilihan Mahasiswa (PEMILWA) dan Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA). Terkhusus untuk PEMILWA yang dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Panitia pelaksana (Panpel) tahun 2023 baru saja melaksanakan sosialisasi pada hari Jumat (10/11) secara daring. Sosialisasi dilaksanakan untuk pemberian informasi oleh panitia kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan PEMILWA nantinya.
Sosialisasi yang dilakukan pukul tujuh malam tersebut dihadiri oleh berbagai organ-organ mahasiswa. Sosialisasi ini sendiri diharapkan dapat memberikan informasi terkait PEMILWA yang akan datang. Acara dibuka dengan sambutan oleh ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Krisna Hadiyanto, yang sekaligus memberi pemaparan materi bersama ketua panitia pengawas (Panwas), serta koordinator di setiap divisi.
Independensi Panitia Pengawas
Pada sesi pemaparan materi yang dilakukan oleh ketua panwas, Naufal Akbar menjelaskan mengenai hal-hal yang menjadi tugas pokok panwas pada PEMILWA. Di akhir penjelasan materi Krisna Hadiyanto mengajak mahasiswa untuk berani melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang ditemui. Tak hanya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta PEMILWA, tapi juga Panpel Pemilwa, jika ditemukan pelanggaran.
Kurangnya penjelasan yang lengkap dalam pemaparan materi membuat Tim Perspektif menanyakan hal konkret terkait teknis dan jaminan terhadap independensi dewan pengawas. Mengingat dewan pengawas memiliki tugas penting untuk di posisi netral dan independen di PEMILWA.
“Jika mempertanyakan langkah konkret, aku hanya akan berfokus pada penanaman nilai-nilai ke anak-anakku ntar. Aku selalu menekankan kalau posisi mereka pada hari ini untuk FISIP. Jadi, yang aku tekankan pada hari ini adalah 15 orang yang ada di panwas harus menjadi orang yang paling FISIP di antara ribuan orang yang ada di FISIP.” Jawab Naufal.
Masih terkait independensi Panwas, Tim Perspektif menanyakan apakah Ketua Panwas dapat menjamin 100% independensi dan netralitas anggota Panwas. Ia percaya, dengan diisi oleh angkatan termuda, anggota Panwas bisa memposisikan diri dan tidak melibatkan kepentingan.
“Karena mayoritas anak-anakku hari ini yang ada di Panwas bisa dibilang angkatan paling muda,dan baru selesai PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru, red), mereka masih memfokuskan dirinya untuk bagaimana caranya memposisikan dirinya sebagai mahasiswa FISIP dan tidak melibatkan kepentingan apapun dari mereka. Jadi aku bisa jamin 100% bahwa anak-anakku nanti selalu aku tanamkan nilai-nilai independensi dan netralitas untuk menjalankan fungsi pengawasan,” yakin Naufal.
Namun, walaupun Ketua Panwas dapat menjamin independensi anggota Panwas, saat ditanya mengenai kriteria saat memilih para kandidat Panwas, Naufal enggan untuk menjawab dan membedah indikatornya karena itu ranah dan wewenang dewan dalam memutuskan.
Menyambung dalam menjawab pertanyaan, salah satu anggota Dewan Pengawas Mahasiswa (DPM) menjelaskan bahwa memang ada dua anggota DPM yang menentukan komposisi anggota panwas. Namun, mereka juga melihat pertimbangan Naufal Akbar sebagai screener. Dalam penentuannya ketiga orang yang menentukan ini sudah menentukan bobot poin tertentu.
“Kami juga sudah merancang apa yang sekiranya menjadi poin-poin yang diperlukan dengan bobot poin tertentu. Selain itu juga ada studi kasus (seleksi studi kasus, red) dengan bobot yang cukup tinggi untuk penentuan divisi apa yang cocok untuk para kandidat tersebut,” tutur salah satu anggota DPM.
Proporsi panitia pengawas
Terkait kepanitiaan Panwas, salah satu Steering Committee (SC) Panwas, Rifky Juan Hardinata yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP UB mengatakan dalam proses rekrutmen terdapat 16 orang yang mendaftar namun hanya diterima 14 orang yang diterima sebagai Panwas Pemilwa. Ada dua alasan yang membuat 2 orang sisanya tidak diterima.
“Kurang lebih ada 16 orang yang mendaftar. Jadi, kita ambil 14, duanya kita tolak. Pertama, tidak ikut screening jadi nggak ada urgensi untuk kita terima. Kedua, pertimbangannya, terlalu text book,” ujarnya.
Terkait keikutsertaan mahasiswa angkatan 2023, seperti yang dikatakan Naufal selaku Ketua Panwas, Juan juga mengatakan hal yang sama. Ia membeberkan bahwa pada tahun ini, Panwas membuka kesempatan bagi angkatan 2023 untuk bisa belajar.
“Hari ini pun kita memberikan kesempatan bagi temen-temen 2023, karena ini menjadi ruang belajar dan yang kedua ini seperti yang kita tau politik di FISIP cukup kuat. Angkatan 2023 ini mereka masih belum banyak terkontaminasi iklim politik,” katanya.
Menyambung pernyataan terkait pembukaan ruang menjadi panitia panwas bagi angkatan 2023. Juan sebagai SC Panwas yakin bahwa pemaksimalan angkatan 2023 yang saat ini berjumlah 5-6 orang di panitia pengawas menjadi sebuah solusi untuk menjaga dan memastikan divisi panwas berjalan proporsional.
“Pemaksimalan angkatan 2023 merupakan suatu solusi untuk menjaga, untuk memastikan divisi ini berjalan sesuai proporsional atau tidak,” pungkasnya. (ran/ahi/cns)