Malang, PERSPEKTIF — Pelaksanaan Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Brawijaya (FISIP UB) 2018 telah mencapai puncaknya pada Rabu (5/12) malam. Dalam pengumuman hasil e-vote di Gedung Widyaloka, bersamaan dengan pengumuman hasil Pemira UB, kursi Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UB 2019 berhasil dimenangkan oleh pasangan calon nomor urut 2 yaitu Eldo Aditya Yusrilmaulana dengan Dimas Putra Wijaya. Selain itu, 13 anggota DPM FISIP UB 2019 turut terpilih dari 17 kontestan. Hasil tersebut diperoleh dari 1838 mahasiswa FISIP yang menggunakan hak suaranya.
Jumlah suara masuk tersebut belum memenuhi target panitia Pemilwa yang mencanangkan setidaknya ada 3.000 mahasiswa yang menggunakan hak suaranya. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pemilwa FISIP UB 2018, Anditya Wahyudi menyatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal.
“Kemungkinan besar itu karena server down di awal. Tapi, aku juga tidak menyalahkan bagi mereka yang tidak memilih, karena hal tersebut merupakan hak mereka. Kami memang menargetkan, tapi target tidak bisa selalu terpenuhi kan,” ujar Anin saat ditemui usah perhitungan suara.
Meskipun begitu, terjadi peningkatan pada jumlah partisipan Pemilwa dibandingkan tahun lalu. Anin, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa hal tersebut merupakan nilai lebih yang dimiliki panitia. “Itu juga suatu keberhasilan buat kepanitiaan kami. Walaupun tidak memenuhi 3.000 pemilih, kami masih tetap bahagia dan bangga karena Pemilwanya juga lancar. Itu nilai lebih dari kami sih,” ungkapnya.
Anin juga mengatakan bahwasanya peningkatan ini berimplikasi dengan sistem e-vote dan juga penyelenggaraan yang serentak dengan Pemira UB. “Karena lebih meningkat, berarti ternyata e-vote itu menarik perhatian. Biarpun koordinasi dengan PAN Pemira itu susah, tetap suatu kebanggaan buat Panitia Pemilwa kami yang pertama kali menyelenggarakan e-vote di FISIP,” katanya.
Ditemui terpisah, Dimas Almufarid, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016, memiliki pandangan berbeda mengenai partisipasi mahasiswa yang di bawah target. Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan panitia kurang bisa menjangkau mahasiswa FISIP lebih banyak lagi. “Kalau mereka menargetkan 3.000 partisipan untuk memilih tadi, seharusnya sosialisasi lebih bisa membumi ke masyarakat FISIP. Setidaknya, ada pembicaraan person-to person,” ungkap Dimas.
Terlepas dari hal itu, Dimas menganggap bahwa sudah terjadi peningkatan di Pemilwa tahun ini dibandingkan sebelumnya. “Karena dari sistem dan alur, Pemilwa tahun ini lebih jelas,” tutupnya. (rff/dmn)