Malang, PERSPEKTIF – Perhelatan Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya (UB) 2018 , tinggal menghitung hari. Panitia Pemira 2018 menetapkan target sebanyak 25.000 pemilih. Target ini terhitung tinggi jika berkaca pada tahun sebelumnya yang hanya memperoleh kurang lebih 14.000 suara.
Mochamad Irfan Udin, Ketua Pelaksana Pemira UB 2018 mengaku sangat optimis dapat mengantongi 25.000 suara. ”Saya sendiri sangat optimis. Jumlah total mahasiswa Universitas Brawijaya saja 50.000 sekian. Berdasarkan pengalaman saya jadi panitia di FMIPA, saat itu mampu mendapatkan 50 persen suara,” ungkapnya.
Irfan menambahkan bahwa rendahnya pemilih karena kurangnya informasi mengenai Pemira. “Nah, dari situ kami ingin merubah bagaimana penyampaian informasi tadi dapat berdampak pada bertambahnya jumlah pemilih,” tambahnya.
Rhiyo Hattory, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UB mengapresiasi langkah panitia yang berani menetapkan target tinggi untuk Pemira tahun ini. Akan tetapi, Rhiyo berpendapat target itu akan sulit dicapai. “Mungkin kalau melihat tahun lalu, angka realistisnya 17.000-18.000 pemilih. Bisa kita lihat sendiri banyak mahasiswa yang tidak peduli sama politik, antipati, acuh dan tidak mau tahu,” ungkapnya.
Disinggung mengenai upaya yang telah dilakukan panitia Pemira UB 2018, Irfan mengatakan bahwa pihaknya akan gencar menginformasikan Pemira UB 2018 melalui media sosial. Panitia juga berencana berencana membuka stand di setiap fakultas.
Meskipun begitu, usaha panitia dikatakan belum memberi pengaruh berarti bagi mahasiswa. “Sejauh ini saya belum merasakan strategi dari panitia Pemira. Menurut saya belum ada upaya mengajak kami untuk aktif dan solutif. Saya cuma tahu Pemira punya Official Account dan tidak banyak yang add,” terang Rhiyo lagi.
Hal serupa diungkapkan oleh Ristin Amalia, Mahasiswa Hubungan Internasional. Ia mengaku belum pernah menjumpai strategi apa pun dari panitia Pemira untuk menarik animo mahasiswa. “Belum pernah lihat panitia atau orang-orang yang bersangkutan mengadakan kampanye atau event. Bahkan aku baru tahu tadi kalau Pemira itu sebentar lagi. Sepertinya informasi terkait Pemira belum menyeluruh,” ungkap Ristin.
Pemira merupakan pesta politik guna memilih para pemimpin mahasiswa yang diharapkan mampu mengemban amanahnya. Rhiyo berharap panitia dapat bekerja maksimal untuk menarik suara seluruh lapisan mahasiswa. “Pemilih harus tahu kalau politik itu alat untuk mencapai kekuasaan. Saya berharap agar kerja panitia dimaksimalkan supaya dapat menjangkau seluruh suara,” pungkas Rhiyo. (sar/ncu/ptr)