Malang, PERSPEKTIF– Kamis (16/8), telah dilaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB). Ini merupakan hari kedua dari rangkaian acara PKKMABA FISIP 2018. Salah satu agenda rutin dalam rangkaian acara ini yaitu simulasi aksi yang dilakukan oleh peserta PKKMABA FISIP 2018.
Pada simulasi aksi tahun ini, panitia mengambil isu-isu nasional yang mencakup ekonomi, politik serta budaya. “Temanya itu isu-isu nasional yang kemudian terbagi menjadi tiga, yaitu ekonomi, politik dan budaya. Ekonominya itu perdagangan bebas, budayanya itu toleransi dan intoleransi, politiknya itu demokrasi,” jelas Reza Rivaldi, Ketua Pelaksana PKKMABA FISIP 2018.
Dalam agenda ini terdapat dua sesi, yaitu simulasi aksi dan simulasi debat. Simulasi aksi diawali dengan orasi dari masing-masing perwakilan tim. Setelah itu dilanjutkan dengan debat. “Dalam satu agenda ada dua sesi, yaitu simulasi aksi dan simulasi debat. Untuk timnya itu dibagi menjadi dua. Kelompok fasilitator 1 sampai 22 itu menjadi tim pro dan kelompok 23 sampai 44 itu menjadi tim kontra,” jelas Reza.
Reza mengungkapkan bahwa simulasi aksi tahun ini dinilai lebih tertata jika dibandingkan dengan tahun kemarin. “Menurut saya simulasi aksi pada tahun ini lebih tertata dibanding tahun kemarin. Tahun kemarin kegiatannya lebih ke arah aksi, jadi debatnya tidak dapat. Sedangkan tahun ini debat dilanjutkan setelah aksi dengan tiga perwakilan dari pro dan tiga perwakilan dari kontra,” tuturnya.
Hal ini disetujui oleh Akhmad Muwafik Saleh, Wakil Dekan III FISIP UB. Ia menyebutkan bahwa sebelum melakukan debat, mahasiswa terlebih dahulu diminta untuk melakukan resume terkait materi debat. Sehingga membuat para peserta lebih memahami isi materi.
“Yang kami kembangkan pada tahun ini mahasiswa diminta untuk membaca terlebih dahulu topik yang akan didiskusikan. Kemudian mereka membuat resume atas bacaannya. Harapannya dia punya referensi yang bisa dia pergunakan saat dia berdebat. Karena berdebat itu tidak hanya pada kemampuan berargumen, tapi agar argumen menjadi kuat. Harus berdasarkan pada berbagai rujukan atau pemikiran-pemikiran,” terang Muwafik..
Muwafik berharap panitia dapat menemukan inovasi baru yang dapat diterapkan pada acara PKKMABA FISIP selanjutnya, “Sebagai titik awal ini sudah bagus, untuk kedepannya setiap kelompok ada tim debatnya. Untuk kelompok besar dibagi menjadi lima kelompok, misalnya begitu. Dan semua panitia digerakkan untuk mendampingi,” ungkapnya. (zza/dat/ptr)