Malang, PERSPEKTIF – Pemilihan Wakil Mahasiswa (PEMILWA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) 2023 mensyaratkan pengumpulan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sebanyak 30 bagi calon kontestan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan 90 bagi calon kontestan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Hal ini kemudian menimbulkan kekhawatiran ihwal keamanan data mahasiswa yang diminta KTM oleh para kandidat calon DPM maupun BEM.
Hal ini seperti yang diungkapkan salah satu mahasiswa FISIP UB yang menyerahkan KTM-nya kepada kandidat kontestan PEMILWA yaitu Naufal Huda. Ia menyatakan bahwa tak dapat dipungkiri kebocoran data KTM merupakan ketakutan bagi semua pihak.
“Kebocoran data dapat terjadi apabila terdapat pihak-pihak yang tidak memiliki integritas dalam rangkaian pemilihan,” ucap Huda.
Aisha Larasati, Anggota Divisi Kesekretariatan (Kestari) PEMILWA FISIP UB mengatakan pihaknya sudah memastikan keamanan dalam pengarsipan berkas-berkas terkait. Hal pertama yang dilakukan Divisi Kesekretariatan untuk mengurangi penyalahgunaan data yaitu memastikan bahwa proses pengumpulan KTM dilakukan secara sukarela tanpa paksaan atau pencurian.
“Yang kedua, melakukan pelaporan kepada Panwas (Panitia Pengawas, red) untuk ditindaklanjuti. Soalnya Panwas yang punya wewenang buat memberikan sanksi dan memberikan hukuman,” tutur Aisha.
Nauval Akbar, Ketua Panwas FISIP mengatakan akan mengusahakan semua berkas yang sudah masuk ke panitia hari ini ada di ranahnya Divisi Kestari. Pihaknya selalu mengandalkan Divisi Kestari PEMILWA untuk memastikan keamanan dalam pengarsipan berkas-berkas terkait.
“Pun dengan berbagai pertimbangan, Panwas akan terus jalan bersama sama Kestari, karena per hari ini, seharusnya berkas itu sudah diarsip rapi sama Kestari,” ujar Nauval. (dz/ryu/gra)
