Malang, PERSPEKTIF — Pada Senin, 12 November 2023 akun Instagram @pemiraub merilis berita acara daftar bakal calon sementara Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA) EM 2023. Namun, pada daftar nama calon nomor tiga yaitu Satria Naufal Putra Ansar terdaftar tetapi tidak memiliki calon pasangan untuk PEMIRA.
“Proses pemberkasan hingga wawancara saya berpasangan, tiba-tiba ditengah proses pencalonan muncul satu mekanisme baru yang tidak tertera pada petunjuk teknis yakni penentuan pasangan calon presiden dan wakil presiden EM UB 2024. Sehingga, saya pun bertanya apa ini bentuk finalisasi atau seperti apa sedangkan dari awal pemberkasan sudah melalui proses berpasangan,” ungkap Satria (16/11).
Satria menyampaikan bahwa ia telah mengalihkan komunikasinya secara langsung kepada ketua pelaksana sebagai respons terhadap seriusnya persoalan yang dihadapi. Namun, ketua panitia pelaksana (Panpel) dengan terang-terangan menyatakan bahwa tidak ada solusi yang dapat diberikan untuk membantunya tetap mengikuti pencalonan. Selanjutnya, dalam forum audiensi yang diselenggarakan oleh panitia dosen bersama seluruh pihak terkait, ketua pelaksana menolak solusi yang sudah diajukan tanpa memberikan opsi alternatif.
“Dan yang membuat saya kecewa ketua panitia pelaksana secara terang-terangan memberikan jawaban tidak ada solusi untuk saya bersikap agar bisa tetap mengikuti pencalonan. Selanjutnya, pada forum audiensi yang dilakukan oleh panitia dosen bersama seluruh pihak, ketua pelaksana menolak solusi yang ada tanpa menghadirkan solusi alternatif,” ungkap Satria.
Sementara itu, ketika ingin diwawancarai Liya Panitia Divisi Humas PEMIRA UB mengatakan belum dapat diwawancarai, karena masih memfokuskan diri di PEMIRA (14/11). Lebih lanjut dilansir dari berita acara pemanggilan panitia pelaksana yang diunggah dalam laman Instagram @pemiraub dalam poin delapan dinyatakan tidak ada kejelasan teknis dan tidak ditransparansikan terkait penetapan bakal calon yang mengakibatkan bakal cawapres yang sama dengan dua pasangan calon, tapi tindakan panpel malah menghubungi bakal cawapres yang mana itu tidak ada dalam tata tertib (15/11). (nt/rnz/uaep)