Malang, PERSPEKTIF – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur (JATIM) menggelar diskusi sekaligus peluncuran buku “Membaca Ulang Dampak PLTU di 3 Wilayah” pada (8/3) di Kafe Pustaka Universitas Negeri Malang (UM). Diskusi ini turut menghadirkan Wahyu Eka perwakilan WALHI Jatim sebagai pembicara dan Iwan Nurhadi Dosen Sosiologi Universitas Brawijaya (UB) sebagai penanggap.
Sesi diskusi dimulai dengan pemaparan isi buku oleh Wahyu Eka yang mengulas dampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Paiton dari kondisi sosial dan ekonomi. Menurutnya dampak PLTU tidak terasa dalam waktu yang singkat, namun akan terasa dalam jangka waktu panjang.
“Belum lagi salah satu dampaknya di wilayah sana (PLTU Paiton, red) kelapa ini banyak yang sudah mati. Pihak PLTU buru buru mengatakan hal tersebut bukan terjadi karena aktivitas mereka, tetapi oleh hama,” katanya.
Wahyu juga menambahkan PLTU ini berdampak pada berubahnya mata pencaharian masyarakat. Sebelumnya di sekitar PLTU ekosistem terumbu karang masih terjaga tetapi sekarang nelayan mulai berganti pekerjaan menjadi pekerjaan informal di wilayah PLTU karena dampak PLTU.
“Salah satu kompromi kita memakai energi dan sumber yang dapat menghidupkan kita adalah tidak eksploitatif, mempunyai informed consent atau masyarakat dilibatkan sejak awal agar tidak ada yang dirugikan dan terakhir minim resiko,” ucapnya.
Selanjutnya, Iwan Nurhadi Dosen Sosiologi Universitas Brawijaya (UB) menanggapi bahwa hal ini bisa dikatakan cukup menyedihkan karena dibalik ini semua ada masalah kompleks yang mengancam sistem kehidupan masyarakat ,oleh karenanya itu harusnya memantik kesadaran kita tentang keadaan sekitar.
“Ruang itu terkait erat dengan tanah yang merupakan tempat dimana sistem kehidupan itu berlangsung, singkat cerita jika berbicara tentang tanah kita tidak bisa kita memisahkan diri dari problem agraria yang paling sederhana adalah alih fungsi lahan,” tutupnya. (yn/los/uaep)