Malang, PERSPEKTIF – Memasuki pertengahan kuliah semester genap Tahun Akademik 2020/2021, mahasiswa baru (Maba) Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2020 belum mendapat kejelasan terkait pendistribusian atribut almamater berupa jas, kaos, jaket, topi, dan dasi. Sebelumnya, Divisi Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Advokesma) Eksekutif Mahasiswa (EM) UB telah membagikan kuisioner pembagian almamater kepada maba. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pengisian kuisioner tersebut.
Nisye Maharani, mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2020 menyatakan ia telah mengetahui dan mengisi kuisioner pendistribusian almamater dari Advokesma EM UB.
“Saya sudah mengetahui dan mengisi kuisioner mengenai pendistribusian almamater yang diinformasikan oleh EM UB,” tutur Nisye.
Tetapi sampai saat ini, belum ada kelanjutan mengenai kejelasan informasi pendistribusian almamater dari pihak EM UB. Nisye dan maba UB lainnya hanya bisa menunggu kejelasan informasi pembagian almamater dari pihak rektorat atau EM UB.
“Saya sangat antusias mengenai informasi pendistribusian almamater yang langsung ke daerah masing-masing karena melihat kondisi yang membuat para mahasiswa baru terhalang untuk mengambilnya secara langsung,” ucapnya.
Selaras dengan Nisye, mahasiswa Sosiologi 2020, Eykal Zibran Al Fahrezzi, mengatakan bahwa ia juga sudah mengetahui informasi kuisioner tersebut. Menurutnya, mungkin sulit untuk pihak EM melakukan pengiriman almamater kepada seluruh maba yang tersebar di Indonesia. Ia memprioritaskan kuliah terlaksana secara luring daripada pembagian almamater.
“Sejujurnya, saya tidak berharap lebih akan almamater karena saya lebih mengharapkan proses kuliah dengan tatap muka dibandingkan pendistribusian almamater,” ujarnya.
Adapun perkembangan terkini dari pendistribusian almamater maba UB 2020 masih belum menunjukan adanya tindak lanjut yang jelas. Hal ini diungkapkan oleh Philip, Staf Gerakan Kebijakan Internal (GKI) EM UB.
“Sampai saat ini saya pribadi belum tahu, karena beberapa waktu lalu kami tidak bisa melakukan follow up ke rektorat dikarenakan adanya masalah Covid-19, sehingga dilakukan pembatasan akses,” ujarnya
Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa ia masih belum tahu pasti mengenai alasan di balik keterlambatan pendistribusian almamater maba UB 2020 ini.
Sementara itu menurut Rudjito, Staf Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan UB, hambatan utama dari pendistribusian almamater maba UB 2020 ini adalah situasi yang tidak memungkinkan. Menurutnya, masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, kesehatan haruslah menjadi prioritas utama.
“Dan yang lebih penting adalah kesehatan, karena mungkin almamater bukan merupakan kebutuhan yang begitu mendesak,” tuturnya.
Rudjito menerangkan bahwa pengadaan almamater sudah selesai dan telah dikumpulkan di Gelanggang Olahraga (GOR) Pertamina UB. Ia berharap agar maba dapat bersabar dan menjaga kesehatan agar bisa melaksanakan kuliah secara luring, sehingga pendistribusian almamater dapat dilakukan. (nnfd/zhf/mim)