Malang, PERSPEKTIF – Wisuda merupakan salah satu agenda wajib yang dilakukan setiap bulan di Universitas Brawijaya (UB). Dalam pelaksanaan wisuda di UB banyak hal yang menjadi sorotan tersendiri, mulai dari banyaknya pedagang yang berjualan di sepanjang jalan UB, keamanan pada saat wisuda, hingga kemacetan dan penataan parkir.
Perizinan Pedagang Saat Wisuda
Adanya pelaksanaan wisuda di UB kerap kali disertai munculnya pedagang di sepanjang jalan UB. Untuk bisa masuk, pedagang harus mengantongi izin dari pihak universitas. Untuk mengetahui lebih lanjut, Perspektif mencoba meminta keterangan pada salah satu pedagang pada saat wisuda. Sri Rahayu (23/2), salah satu pedagang, mengungkapkan bahwa ia telah melakukan perizinan ke pihak Eksekutif Mahasiwa (EM) UB. Ia juga menjelaskan bahwa ada paguyuban yang menaungi para pedagang. “Dulu belum ditata, belum ada paguyuban. Sekarang sudah ada paguyuban dan sudah lebih teratur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sri menjelaskan bahwa ia mengeluarkan biaya Rp. 250.000,00 untuk mendaftar menjadi anggota paguyuban. “Itu untuk daftar anggota, sudah dapat Kartu Tanda Anggota (KTA) dan seragam kaos,” Ungkapnya. Sri juga menjelaskan bahwa KTA berlaku untuk satu tahun. “Satu tahun sekali ada pembaruan kartu anggota,” tambahnya.
Fadhil Ardiyansah Azhari (23/2), Menteri Jaringan Publik EM UB, menuturkan bahwa perizinan pedagang dibedakan menjadi dua, yaitu pedagang dari pihak mahasiswa UB dan umum. “Yang mahasiswa mempersiapkan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) sebagai tanda bukti kalau dia mahasiswa UB. Untuk umum itu nantinya kita koordinasi dengan pihak keamanan dan rektorat, ada biayanya,” terangnya.
Selain itu, Fadhil juga menjelaskan adanya biaya yang perlu dibayarkan bertujuan untuk membatasi jumlah pedagang umum yang masuk ke dalam UB. “Bila nantinya tidak dikenakan biaya, di UB akan semakin padat dari pedagang umum,” Ujar Fadhil.
Perihal perizinan pedagang ini juga dibenarkan oleh Kotok Gurito, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Kearsipan dan Hubungan Masyarakat (Humas) UB. Ia menegaskan bahwa pedagang yang masuk ke UB harus izin terlebih dahulu melalui EM dan berkoordinasi dengan pihak Keamanan. Kotok juga membenarkan tentang adanya paguyuban bagi pedagang. “Kalau paguyuban itu sudah resmi dipersilakan, ada kuotanya. Biasanya kami koordinasi dengan paguyubannya,” terangnya saat ditemui awak Perspektif pada Senin (25/2).
Dalam berjualan, Sri mengatakan terdapat sistem pembagian yang dilaksanakan pada setiap periode. “Kalau ada wisuda satu minggu sebelumnya sudah dikasih tahu, habis itu siapa yang daftar. Ada kloter-nya sendiri, kalau bukan waktunya jualan ya tidak boleh jualan,” ujar Sri.
Sistem pembagian tersebut juga berlaku kepada para fotografer. Hal ini disampaikan oleh Syambodo Rahman selaku Komandan Keamanan UB (25/2). Ia menjelaskan bahwa setiap kloter terdapat dua puluh fotografer yang bertugas dan untuk periode selanjutnya akan berganti dengan kloter lain. “Dikelompokkan, istilahnya kloter satu periode ini sampai dua puluh fotografer, nanti dua puluh berikutnya,” jelas Syambodo.
Keamanan saat Wisuda
Selain adanya kebijakan perizinan pedagang, UB juga memastikan keamanan saat wisuda sedang berlangsung. Keamanan dalam pelaksanaan wisuda diserahkan kepada Resimen Mahasiswa (Menwa) dan juga pihak Keamanan UB.
Cleovano Reinhard (21/2), Komandan Menwa UB menjelaskan bahwa tugas Menwa dalam pengamanan wisuda tersebar di beberapa titik. “Ada yang di pintu utama, pintu depan, di pintu utara, dekat GKM (Gedung Kebudayaan Mahasiswa) pintu selatan dan dekat GOR (Gedung Olahraga) pertamina. Yang VIP itu juga, yang ke arah kantin CL,” ujarnya.
Selain itu, ia menuturkan bahwa Menwa juga berkoordinasi dengan pihak keamanan UB untuk mengatur banyaknya orang-orang di sekitar gedung pelaksanaan wisuda. “Koordinasi dengan Keamaan ketika misalnya orangtua itu membeludak barisannya. Itu terkadang mengganggu alur mobil lewat. Nah, itu koordinasi dengan Keamanan,” lanjut Vano.
Sementara itu, terkait keamanan parkir dan kendaraan ditangani langsung oleh pihak Keamanan UB. Hal ini disampaikan oleh Syambodo. “Dari Keamanan, kami libatkan anggota kurang lebih tiga puluh personel itu kami tempatkan di beberapa titik,” ujarnya. Tidak hanya itu, Syambodo menambahkan bahwa perihal keamanan pada saat wisuda, UB juga melibatkan pihak kepolisian untuk mengatur serta mengawasi di dalam maupun di luar UB. “Pihak polisi juga dilibatkan, ini kan kegiatan besar. Karena tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, jadi pihak kepolisian dilibatkan juga,” tuturnya.
Kemacetan dan Lahan Parkir
Dalam kegiatan wisuda, kemacetan juga menjadi sorotan tersendiri. Kemacetan ini berpotensi mengganggu aktivitas mahasiswa di area UB. Hal ini disampaikan oleh Afwan Aranza (21/2), Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) jurusan Akuntansi 2015. Ia mengaku terganggu dengan kemacetan yang terjadi di UB. “Saya kan dari Akuntansi ya, itu hari sabtu ada kelas asistensi. Setiap mau ada kelas itu terganggu,” jelasnya.
Afwan juga mengeluhkan pengaturan gerbang di UB pada saat adanya wisuda. Menurutnya, akses masuk kendaraan yang hanya melalui gerbang Veteran pada saat wisuda juga menjadi penyebab kemacetan. “Masuknya lewat selatan (red – gerbang Veteran) dan otomatis akan membuat kami yang mau ke kampus jadi macet,” ungkapnya. Selain itu, Afwan juga merasa terganggu dengan banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan pada saat wisuda. “Banyak yang parkir sembarangan saat wisuda karena kan ada orang luar juga yang masuk saat wisuda,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Syambodo menjelaskan bahwa pihak Keamanan UB telah membuat kebijakan untuk mengatasi banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan. Ia menjelaskan bahwa area parkir pada saat pelaksanaan wisuda dipusatkan ke beberapa titik. “Area tersebut antara lain Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), lalu di sepanjang jalur poros depan Fakultas Kedokteran (FK), juga di area kanan dan kiri lapangan rektorat. Kalau sisi selatan gedung Samantha Krida itu khusus untuk area parkir tamu VIP,” ujarnya.
Ketika ditanya terkait adanya kemacetan yang berpotensi mengganggu aktivitas mahasiswa, Syambodo menilai bahwa itu merupakan hal biasa karena hanya terjadi pada saat adanya pelaksanaan wisuda. “Meskipun macet tapi kan tidak setiap hari seperti itu. Nanti ketika dia (mahasiswa) wisuda juga seperti itu,” tambahnya. Selain itu, disampaikan Syambodo bahwa pihaknya juga telah mengoordinasi beberapa petugas untuk mengatur lalu lintas saat wisuda berlangsung. “Kami menempatkan anggota, ada yang melakukan pengaturan lalu lintas. Kami alihkan agar tidak terjadi kemacetan yang luar biasa,” jelasnya. (rkd/knd/wnd)