Lompat ke konten

Presiden EM Terpilih Tanggapi Permasalahan di UB

Hasil – Hasil akhir dari Pemilihan Raja Brawijaya (PEMIRA) 2018, terpilihnya pasangan nomor urut 2 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) 2019 (Perspektif/Naomi)

Malang, PERSPEKTIF – Pada Rabu malam (5/12) telah diumumkan perolehan suara Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) 2018 bagi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB).

Pasangan calon EM nomor urut dua , yakni  Azzam Izzudin dan Salsabila Yasmin dengan hasil 10.151 suara terpilih sebagai EM 2019, mengungguli pasangan nomor urut satu, Ikhwanul Ma’arif Harahap dan Philipus Ferdinand Zea dengan hasil 6.008 suara.

Azzam Izzudin, selaku Presiden EM 2019 saat ditemui awak Perspektif usai perhitungan suara menyampaikan tanggapannya mengenai beberapa permasalahan di UB.

“Sebenarnya, banyak isu yang ada yakni masalah peringkat, radikalisme dan juga LGBT. Permasalahan itu harus kami klarifikasi terlebih dulu benar atau tidaknya, fakta atau sekedar isu. Jadi kami bisa memberikan klarifikasi pada civitas akademika UB yang sifatnya mendidik,” ungkapnya.

Ketika disinggung terkait permasalahan yang akan diadvokasi di masa kepemimpinannya, Azzam menyampaikan bahwa ranah advokasi merupakan ranah yang krusial di Universitas Brawijaya. Setiap tahunnya memiliki masalah yang diadvokasi berbeda tiap tahun. “Hal yang harus dioptimalkan dari advokasi itu terkait dengan metode. Metode ini nantinya dapat membuat mahasiswa mengakses dengan mudah,” ungkap mahasiswa Fakultas Pertanian 2016 itu.

Ikhwanul Ma’arif Harahap, selaku calon presiden EM nomor urut satu, menyatakan beberapa harapannya pada EM terpilih. “Harapannya, ada perubahan yang signifikan terutama dari segi program. Kami berharap ada bentuk yang baru dari pemimpin terpilih. Tuntutannya adalah tetap menjaga netralitasnya terhadap UB,” terang mahasiswa Ilmu Politik 2015 itu.

Ikwanul menambahkan, “Hari ini ia adalah pilihan Universitas Brawijaya, jadi kedepankan kepentingan mahasiswa Universitas Brawijaya secara keseluruhan. Terpenting adalah bagaimana tetap terus berupaya merangkul semua kelompok elemen, baik itu dari segi suku, ras, agama, budaya,” tambahnya.

Salma Anun Afatih, mahasiswa Psikologi 2017 menyatakan dengan terpilihnya Presiden EM yang baru dapat menjadi tongkat estafet kepengurusan sebelumnya  dan tetap menjaga amanah.

Salma juga berharap presiden EM terpilih dapat lebih memperhatikan mahasiswa difabel. “Mahasiswa difabel itu perlu dirangkul. Harapannya EM terpilih lebih perhatian ke situ,” pungkasnya. (nms/wur)

(Visited 483 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?