Malang, PERSPEKTIF- Panitia Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya (UB) 2018 menyelenggarakan sosialisasi Disability Awareness di Gedung Widyaloka UB pada Kamis siang (22/11). Sosialisasi ini sebagai tindak lanjut panitia untuk memfasilitasi partisipasi mahasiswa difabel pada hari pemilihan Pemira (5/11). Pada sosialisasi ini panitia Pemira mengundang panitia Pemilihan Wakil Mahasiswa (Pemilwa) fakultas se-UB dan menghadirkan pemateri dari Forum Mahasiswa Peduli Inklusif (Formapi).
Namun, kehadiran peserta pada sosialisasi disability awareness ini masih minim. Dari sekitar tujuh puluh kursi yang disediakan panitia Pemira, hanya setengahnya yang terisi.
“Sosialisasi ini memang tidak kami umumkan di laman resmi Pemira, karena sosialisasi ini kami selenggarakan secara terbatas. Kami mengutamakan teman-teman difabel dan panitia Pemilwa setiap fakultas untuk hadir di acara ini,” jelas Mochamad Irfanudin, Ketua Pelaksana Pemira 2018.
Sosialisasi yang juga ditunjukan bagi mahasiswa difabel, kehadiran mahasiswa difabel pun masih rendah. Menurut Syarifah Rahmatal Alam, Wakil Ketua Umum Formapi menyampaikan rendahnya partisipasi dari mahasiswa difabel dalam sosialisasi dikarenakan ada seminar disabilitas.
“Kami pihak Formapi memohon maaf atas ketidakhadiran teman-teman Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) serta mahasiswa difabel. Kami sendiri juga ada kegiatan seminar disabilitas di Hotel Aria Gajayana Malang,” terang mahasiswi yang disapa Syifa tersebut.
Irfanudin mengungkapkan tujuan dari sosialisasi untuk diskusi teknis pelaksanaan Pemira bagi mahasiswa difabel. “Sosialisasi disability awareness sebagai media sharing antara panitia Pemira dan Pemilwa tentang teknis pelaksanaan pemungutan suara untuk mahasiswa difabel. Kami mengundang perwakilan Formapi untuk memberi saran pada panitia,” ungkapnya saat ditemui awak Perspektif sebelum acara sosialisasi dimulai. (mim/wur)