Malang, PERSPEKTIF- Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Kampus II Dieng Universitas Brawijaya (UB) telah digunakan setahun lebih, sejak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menyerahkan secara resmi pada UB pada Mei 2017. Rusunawa tersebut diperuntukkan bagi mahasiswi baru (Maba) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). Beberapa mahasiswi penghuni rusunawa mengeluhkan fasilitas rumah susun tiga lantai itu.
Indah Frysay Eklesia Marbun, mahasiswa FKH 2018 mengeluhkan wifi dan sulitnya mencari penjual makanan. “Sinyal wifi tidak kencang dan tidak sampai kamar. Kalau cari makan juga sulit. Sebenarnya ada dua kantin di dalam rusunawa dan di luar, tapi kadang tutup,” ungkapnya.
Laily Sa’diyah, mahasiswa FKH 2018 juga mengeluhkan hal yang sama. “Wifi itu koneksinya susah, kalau di kamar tidak bisa. Kemudian, air juga sering mati. Harus lapor ke bapak penjaga baru bisa hidup lagi,” keluh Laily.
Menanggapi hal tersebut, Rita Wahyuningsih selaku General Manger Griya Brawijaya yang bertindak sebagai pengelola rusunawa UB Dieng mengatakan bahwa ia belum mengetahui secara pasti keluhan mahasiswa dan perlu peninjauan ulang dulu. “Saya baru mendengar ini ya kantin tutup. Sepengetahuan kami, kantin buka terus. Kami tidak bisa terima keluhan sepihak tanpa mengecek dulu. Keluhan itu perlu diperjelas juga,” jelas Rita.
Rita menambahkan bahwa akan ada penambahan fasilitas pada rusunawa UB Dieng. Ada penambahan bangunan di depan rusunawa yang akan digunakan untuk kantin. “Jadi yang sekarang boleh dibilang fasilitasnya masih sangat sederhana dulu. Semuanya tidak harus ada langsung, tapi ada skala prioritas. Kami dahulukan yang prioritas,” tambahnya.
Terkait dengan fasilitas untuk rusunawa UB Dieng, Nyoman Suluh Wijaya Staff Ahli Wakil Rektor (WR) IV UB menyampaikan akan memantapkan fasilitas yang telah ada dulu. “Untuk rusunawa masih ada beberapa yang akan ditambahkan kaitannya sebagai hunian mahasiswa. Sementara ini kami mantapkan dulu kondisi fasilitas yang sudah ada,” ungkapnya. (mth/vda/wur)