Malang, PERSPEKTIF – Olimpiade Brawijaya (OB) 2018, resmi dibuka di Gelanggang Olahraga (GOR) Pertamina pada Kamis malam (25/10). Opening ceremony tersebut dibuka dengan penampilan Marching Band serta Unit Aktivitas Karawitan dan Tari (Unitantri).
OB dibuka secara simbolis oleh Denny Widhiyanuriyawan, Pembina Olimpiade OB 2018. Dalam sambutannya, Denny berharap semua yang terlibat OB dapat menunjukkan sportivitas. “Meskipun dua cabang olahraga pada tahun ini tidak diadakan, bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Mari bersama-sama mewujudkan kedewasaan, sportivitas kita junjung tinggi. Supaya ke depan tidak ada masalah, sehingga OB 2019 lengkap semua cabang lombanya,” tuturnya.
Pada pembukaan OB semalam, panitia membatasi jumlah mahasiswa yang dapat masuk ke GOR Pertamina. “Sebenarnya panitia memperbolehkan siapa pun masuk dengan syarat dia mahasiswa fakultas terkait. Tapi panitia membatasi sejumlah 56 orang tiap fakultas, karena kami khawatir tempatnya tidak cukup,” jelas Revin Yohanes Abraham, Ketua Pelaksana OB 2018.
Ummi Amanah, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengungkapkan opening ceremony lebih baik dari tahun kemarin. “Lebih baik dari tahun kemarin. Kontingen, penonton serta suporternya lebih rapi dan tenang. Tatanan panggung lebih baik dan mewah,” ungkap Ummi.
Berbeda dengan Ummi, Achmad Saidika Taufiqur’anam salah satu peserta lomba cabang bola voli kontingen Fakultas Ilmu Budaya (FIB), ia kurang merasakan euforia opening ceremony OB. “Dibandingkan dengan tahun lalu, dari segi penataan acara lebih singkat jadi pelaksanaannya jauh lebih cepat. Tapi euforianya kurang, kurang terasa kalau kami sedang melakukan pembukaan OB,” ujarnya ketika ditemui seusai acara opening ceremony OB 2018.
Daniel Malau, Koordinator Kontingen Fakultas Hukum (FH) menyampaikan bahwa OB 2018 harus lebih dipersiapkan. “Butuh lebih persiapan lagi agar lebih baik, contoh kecilnya tadi Vokasi sampai tidak disebut namanya kan kasihan,” ujarnya.
Daniel juga berharap dua cabang olahraga yang dihapuskan pada tahun ini dapat diadakan lagi tahun depan. “Mudah-mudahan OB bisa lebih baik lagi, dua cabang yang dihapus diadakan lagi ke depannya. Karena ada dua cabang dihapuskan, jadi FH melepaskan kontingen (red: cabang basket dan futsal) yang seharusnya berlaga di OB ke turnamen nasional,” pungkasnya. (vda/wur)