Malang, PERSPEKTIF – Pemilihan rektor Universitas Brawijaya (UB) telah berlangsung pada Rabu (23/5) di Gedung Widyaloka. Pemilihan yang dilakukan dalam rapat pleno tertutup Senat UB bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menghasilkan Nuhfil Hanani sebagai rektor UB periode 2018 – 2022. Dengan perolehan 159 suara, Nuhfil berhasil mengungguli Mohammad Bisri dengan 93 suara dan Osfar Sofjan sebanyak 4 suara.
Ketiga calon rektor dipilih oleh anggota senat serta perwakilan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Anggota senat yang hadir pada rapat berjumlah 167 orang. Suara anggota senat ditambah dengan hak suara menteri sebanyak 90 suara maka total suara adalah 257. Dari total 257 suara tersebut hanya satu suara saja yang dinyatakan tidak sah.
“Sekali lagi saya mengatakan bahwa ini kemenangan kita bersama. Bukan kemenangan saya, ini kemenangan Brawijaya. Brawijaya itu milik bersama, maka harus kita majukkan bersam-sama,” ungkap Nuhfil usai rapat pleno.
Langkah pertama yang akan dilakukan Nuhfil setelah terpilih akan berdiskusi dengan Mohammad Bisri (red- rektor UB sekarang) terkait program yang akan dilaksanakan ke depannya. Ia mengungkapkan akan tetap melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan oleh Bisri.
Intan Ahmad, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) yang juga mewakili Menristekdikti memberi selamat kepada rektor terpilih dan civitas akademika UB yang telah melaksanakan pemilihan rektor dengan baik.
Intan juga menambahkan bahwa rektor terpilih nantinya akan memikul beban berat. “Pemerintah memberikan perhatian yang luar biasa ke Brawijaya. Brawijaya merupakan salah satu kampus yang memiliki paling banyak mahasiswa di Indonesia. Tentu saja tanggung jawab rektor lebih besar,” tambahnya.
Rapat yang dihadiri oleh ketiga calon ini berlangsung lancar. Seperti yang diungkapkan Ariffin, Ketua Senat UB. “Ngga ada masalah, rapat berlangsung dengan lancar sekali. Mestinya selesai pas buka puasa. Tapi sudah selesai sebelum maghrib,” ungkapnya.
Ketika disinggung mundurnya pelaksanaan pemilihan rektor, Ariffin mengungkapkan bahwa lamanya proses pembahasan rekam jejak rektor dikementerian. “Yang lama itu rekam jejak rektor. Memakan waktu kurang lebih tiga minggu. Setelah rekam jejak selesai baru diagendakan jadwal pemilihan yaitu hari ini,” jelas Ariffin. (ptr/rkd/wur)