Malang, PERSPEKTIF – Sistem penilaian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun ini mengalami perubahan. Penilaian jawaban SBMPTN 2018 tidak lagi menggunakan skor 4 (empat) untuk jawaban benar, skor 0 (nol) untuk yang tidak menjawab, dan skor negatif 1 (-1) untuk jawaban yang salah seperti pada SBMPTN tahun sebelumnya. Kemudian, penilaian SBMPTN 2018 memperhitungkan karakteristik setiap soal khususnya tingkat kesulitan.
“Penilaian yang jelas adalah tidak ada skor minus (red- negatif 1). Penilaian itu dibagi dalam tiga kategori soal, yaitu sedang, mudah dan sulit. Jika seorang mengerjakan soal 20 di kategori mudah akan sama dengan satu soal sulit,” jelas Kusmartono, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya (UB).
Perubahan sistem penilaian SBMPTN mendapat respon positif dari calon peserta. “Alhamdulillah, seneng karena udah nggak berlaku nilai mati (red- negatif 1). Kalau untuk nilai mati itu saya kurang suka karena kurang adil aja,” tutur Anggi Sukma Wati, siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sumber Pucung.
Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Khoirul Maftu, siswa SMAN 1 Sumber Pucung. “Sisi positifnya menurut saya, kami (red: peserta SBMPTN) tidak ketakutan menjawab soal SBMPTN. Tapi sisi negatifnya penentuan skornya yang harus dinilai dari segi kesulitan soalnya. Adanya perubahan penilaian juga menuntut saya untuk lebih giat mempersiapkan SBMPTN,” ungkapnya.
Kusmartono juga mengungkapkan bahwa peserta SBMPTN tidak perlu khawatir ketika menjawab soal. Karena tidak adalagi resiko nilai dikurangi. “Ya, yang saya dengar agar tidak berspekulasi. Kebanyakan bimbingan belajar itu memberikan arahan kalau kamu (red: peserta bimbingan belajar) tidak yakin jangan diisi. Karena penilainya ada minusnya. Sekarang tidak kayak gitu, ngisi aja semuanya,” terangnya.
Sementara itu, SBMPTN 2018 akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 8 Mei 2018. Kuota mahasiswa yang akan diterima UB melalui jalur SBMPTN sebanyak 40% dari total tiga jalur seleksi yang ada. (liz/srt/wur)