Oleh: Rizkina Kusuma Dewi*
Ia ibuku, saat pagi ia terbangun dari istirahatnya
Melakukan ibadah subuh, lalu menyiapkan sarapan
Dan tak lupa, ia menyiapkan bekal untukku dan ayahku
Setelah itu, ia pergi bersiap-siap untuk kembali bekerja
Ia ayahku, selalu setia mengantarku pergi ke tempat ilmu
Yang disebut sekolah
Meskipun arah jalan yang tak searah… dan jam masuk yang berbeda
Dengan suasana kota metropolitan yang sudah merambat padat
Bersama asap hitam yang terbuang dari bis damri
Ibu, ayah, mereka berangkat terang dan kembali petang
Mereka memiliki tugas masing-masing
Dan tanggung jawab mereka tak selalu sama
Mereka, malaikat bagiku
Sedihnya… waktu-waktu itu tak terjadi lagi
Adanya jarak diantara kami
Aku harus pergi… mencari ilmu…
Yang memaksaku untuk tak tinggal satu atap dengan mereka…
Jaraknya memang dekat… namun hati, terasa jauh
Ibu, kau malaikat
Malaikat yang selalu kuat dan memberi kasih sayang yang luar biasa
Ayah, kau pahlawan
Pahlawan yang selalu ada untuk keluarga dan selalu mengorbankan waktumu untuk kami
Kini, aku, anakmu
Sedang rindu dan ingin kembali.
*Penulis merupakan mahasiswa Program Studi ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Saat ini sedang aktif sebagai anggota LPM Perspektif Divisi Redaksi.