Lompat ke konten

Dialog Terbuka Pertemukan Bakal Calon Rektor dengan Mahasiwa

Empat bakal calon rektor UB menyampaikan Visi Misi dan Strategi dalam memebawa UB 4 tahun kedepan, Senin (5/3) di gedung Samantha Krida. (PERSPEKTIF/Farida)

Malang, PERSPEKTIF – Dialog Terbuka Bakal Calon Rektor Universitas Brawijaya (UB) dengan civitas akademika telah berlangsung pada Senin (5/3), di gedung Samantha Krida. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Pemilihan Rektor (Pilrek) UB yang berfungsi sebagai wadah penyampaian visi misi bakal calon rektor serta penampung aspirasi masyarakat UB kepada empat bakal calon rektor.

Iwan Triyuwono, ketua panitia pilrek 2018 menyebutkan bahwa pelaksanaan dialog terbuka ini merupakan perwujudan dari permintaan mahasiswa.

 “Acara ini merupakan hasil komunikasi panitia dengan mahasiswa, kami mengakomodasi permintaan mahasiswa untuk mengadakan dialog terbuka,” jelasnya.

Pada kegiatan tersebut, keempat bakal calon rektor turut menyampaikan visi dan misi serta strategi dalam membangun UB empat tahun ke depan.

Mohammad Bisri, bakal calon rektor nomor urut satu memiliki 4 program kerja yang menjadi fokus pengembangan bagi UB. Keempatnya adalah reformasi birokrasi, modernisasi tata kelola aset dan badan usaha, peningkatan mutu dan reputasi akademik, serta penguatan budaya riset. Salah satu strategi yang akan ia jalankan ialah modernisasi tata kelola aset karena dinilai banyak aset UB yang belum berjalan secara maksimal

“Kita harus mendapat dana diluar SPP mahasiswa, karena sebenarnya banyak aset yang dimiliki UB kurang maksimal, untuk itu kita jangan menggantungkan semua kepada SPP mahasiswa,” paparnya.

Berbeda dengan Bisri,  Nuhfil Hanani AR, bakal calon rektor nomor urut dua menekankan pada program penelitian serta penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) , tata kelola universitas yang transparan, akuntabel dan amanah, serta menumbuh kembangkan entrepreneurship untuk kesejahteraan. Target yang ingin dicapainya adalah dedikasi UB di skala internasional dengan meningkatkan akreditasi program studi dan menaikkan anggaran penelitian.

 “Kita sudah juara PIMNAS berkali-kali, sekarang kita harus merebut juara internasional. Begitu pun dengan jumlah anggaran penelitian harus dinaikkan. Kalau saya jadi rektor perlu diadakan beasiswa rektor nantinya,” jelas Nuhfil.

Tidak jauh berbeda dengan bakal calon nomor urut dua, Osfar Sjofjan selaku bakal calon rektor nomor urut tiga juga memiliki visi menjadikan UB unggul dan terkemuka di tingkat nasional dan internasional. Visi tersebut dicapai melalui beberapa bidang yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian dan publikasi ilmiah terkait pembangunan berkelanjutan.

 “Saya ingin prestasi mahasiswa bukan lagi ditingkat nasional, tapi harus internasional. Kemudian, laboratorium di UB perlu ditingkatkan lagi karena sudah tidak modern alatnya, dan ruangannya sudah tidak lagi memenuhi standart dengan jumlah mahasiswa,” terang Osfar.

Tjahjo Suprayogo, bakal calon rektor nomor urut empat menyampaikan visinya untuk menjadikan UB menuju universitas berstandar internasional, berdaya saing global pada tahun 2025 dan mampu membangun peradaban dunia melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ia juga menekankan kepada peningkatan literasi dan membentuk pengabdian masyarakat yang tidak sekedar formalitas.

“Saya ingin menekankan untuk seluruh elemen di UB semuanya harus membaca dan menulis, diawali dari tingkatan fun reading dan fun writing dulu. Kemudian biasanya pengabdian masyarakat hanya formalitas saja, untuk itu harus ada pengabdian yang memiliki pendampingan hingga membentuk suatu komunitas di masyarakat,” Jelas Tjahjo.

Secara garis besar visi misi yang disampaikan bakal calon rektor tidak jauh berbeda dengan visi dan misi yang dimiliki UB. Dari pihak mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB menuntut kesepakatan, siapapun yang akan menjadi rektor baru nantinya akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di UB.

Terdapat enam poin tuntutan mahasiswa yang awalnya ditolak oleh panitia. Namun karena desakan para mahasiswa, bakal calon rektor akhirnya menyepakati tuntutan tersebut.

“Hari ini menjadi hari pertama dan terakhir kita bertemu dengan bakal calon rektor. Selelah ini mahasiswa tidak memiliki hak suara dalam pemilihan calon rektor saat ini. Kami aliansi BEM UB akan terus mengawal kebijakan yang ada,” pungkas Heri Al Ghifari, Menteri Koordinator Pergerakan Eksekutif Mahasiwa 2018. (frd/zza/dmn)

(Visited 204 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?