Malang, PERSPEKTIF– Kontingen Universitas Brawijaya (UB) kembali menjadi juara umum dengan membawa pulang piala Adhikarta Kertawidya dalam perhelatan Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-30 di Universitas Islam Makasar (UMI) yang digelar pada 23-27 Agustus. Pencapaian ini membawa UB mendapatkan juara umum untuk yang ke enam kalinya dan mencetak hattrick.
Diikuti oleh 89 Perguruan Tinggi se-Indonesia, UB berhasil meloloskan 31 kelompok dari 460 kelompok peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Dalam sambutanya saat acara penyambutan tim PIMNAS oleh jajaran rektorat dan para Dekan, Arief Prajitno, Wakil Rektor III UB, memaparkan bahwa kontingen UB yang dibawa ke Makassar berjumlah 208 orang, terdiri dari mahasiswa peserta sejumlah 143 orang, dosen pembimbing/pendamping 22 orang, tim official 43. Kurang lebih ada 19 medali yang diperoleh baik dari kategori poster maupun presentasi.
“Dari poster nilainya 20%. UB memperoleh 3 emas , 3 perak dan 3 perunggu, kalah dari Universitas Gadjah Mada. Sedangkan di kategori presentasi, nilainya 80% UB memperoleh 5 emas, 1 perak serta 4 perunggu,” terang Arief.
Arief menambahakan perolehan yang telah didapatkan tahun ini semoga bisa menjadi pemicu dekan dan mahasiswa untuk membuat proposal yang semakin banyak.
“Semoga ini bisa menjadi pemicu bagi dekan dan mahasiswa untuk membuat proposal yang semakin banyak. Tahun depan tentu kita kan berusaha untuk kembali merebut juara,” ungkap Arief.
Meski dapat membawa pulang piala Adhikarta Kertawidya kembali, saat ditemui awak Perspektif, Yusuf Hendrawan, Ketua Kontingen Delegasi PIMNAS 2017 mengatakan bahwa kedisiplinan masih menjadi sedikit kendala dalam persiapan menuju PIMNAS.
“Kendalanya saya kira tidak begitu banyak, menurut saya yang paling fokus kedisiplinan dari peserta. Artinya kalau masalah ide, tulisan, konten, dan lain sebagainya semua sudah siap. Tetapi yang paling menjadi sorotan adalah kedisiplinan, sehingga itu yang menjadi kendala ketika kita melatih adik-adik untuk menjadi juara PIMNAS,” ujar Yusuf
Yusuf mengharapkan untuk kedepannya semua peserta dapat lebih disiplin dalam mengikuti semua rangkaian pemenangan PIMNAS.
Berbeda dari Yusuf, Muhammad Fakhri, salah satu dosen pembimbing dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) mengatakan kelemahan dari delegasi UB ada pada dalam menjawab pertanyaan dari dewan juri.
“Kalau saya lihat, kelebihan memang persiapan dari tim UB terutama dari rektorat dan fakultas-fakultas itu sudah cukup luar biasa. Tetapi kelemahannya ada pada menjawab pertanyaan,” jelas Fakhri
Fakhri menambahakan dari sisi presentasi mungkin UB tidak ada lawannya. Namun poster cukup kalah jauh dari Universitas Gadjah Mada (UGM), maka dari itu tahun depan bisa diperbaiki dari sisi poster dan menyiapkan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), terutama Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM – M) yang hanya memiliki satu perwakilan.
Salah satu delegasi Muhammad Rafiur Reza dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) mengaku berbahagia dengan keberhasilan berturut-turut UB menjadi juara umum PIMNAS.
“Sangat bangga, bahkan waktu sudah tahu kalau UB dapat 5 mendali emas, perasaan saya langsung berdebar-debar, langsung optimis kalau UB itu akan menang,” ungkap Reza.(wur/ank/lta)