Malang, PERSPEKTIF – Panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) memberikan sanksi menulis esai dan membuat video social project bagi beberapa maba yang melakukan pelanggaran saat hari pertama PKKMABA. Akan tetapi, penerapan sanksi ini sempat dikeluhkan oleh maba karena dirasa memberatkan. Hal tersebut seperti diungkapkan Nadhira Heveasari, maba Psikologi 2017.
“Banyak banget kak tugasnya, jujur aku ngga kuat malem ini ngejar (tugas) harus tidak tidur. Hukumannya memang berat walaupun hanya kesalahan kecil dan tanpa disengaja. Saya merasa keberatan karena saya hanya tidak membawa sandal jepit. Saya harap tujuan kakak panitia baik untuk membuat kami jadi mahasiswa tangguh yang sebenarnya, tanpa ada maksud dan niatan tertentu lainnya.” terang Nadhira kemarin, (20/8).
Sementara itu, Rifky Firmansyah, Koordinator Lapangan (korlap), mengungkapkan bahwa hal tersebut untuk memberikan esensi bagi maba dalam menjalani PKKMABA.
“Intinya, panitia di sini membuat rangkaian PKKMABA mempunyai output dan esensi, tidak serta merta hanya bikin event-event yang tidak jelas dan tidak ada outputnya,” tutur Rifky.
Selain itu, Rifky juga menerangkan sistem dan alasan pemberian sanksi tersebut untuk maba.
“Pertama dari korlap sendiri harus mengetahui siapa itu Kesatria FISIP yang melanggar. Selanjutnya kita harus buat bagaimana caranya Kesatria FISIP ini tahu apa pelanggaran mereka. Jadi, bukan serta merta korlap yang memberi tahu, supaya kita buat Kesatria FISIP ini bertanggung jawab dan paham. Setelah itu, kita beri hukuman untuk kesatria FISIP yang melanggar agar mahasiswa baru dilatih untuk menulis dengan baik di fakultas. FISIP itu kan mungkin terbilang mahasiswa-mahasiswa kritis, jadi dapat mengimplementasikan pemikiran-pemikiran kritis itu lewat tulisannya,” terang Rifky.
Rifky menambahkan, esai tersebut berisi tentang pelanggaran dan esai mengenai peran fungsi mahasiswa yang dikaitkan dengan jurusan masing-masing. Hukuman ini dipilih karena pengaplikasian tahun sebelumnya masih kurang.
“Sebenarnya tahun lalu sudah ada, cuma tahun lalu pengaplikasiannya kurang. Jadi tahun ini saya masukkan ke dalam rekomendasi hukuman yang diberikan kepada Kesatria FISIP. Selain itu, di tahun ini ada bentuk inovasi hukuman baru yaitu pembuatan video mengenai social project bagi maba yang mampu buat video. Sekalian kita mengasah kemampuan dari Kesatria FISIP,” terangnya.
Di akhir wawancara, Rifky berpesan agar maba tetap menjalani masa PKKMABA baik universitas, fakultas dan jurusan dengan semangat dan menjaga kesehatannya. (ayu/frd)