Malang, PERSPEKTIF – Auzan El Ghiffari Su’ud, Koordinator Acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas (PK2MU) mengeluhkan bocornya informasi penugasan alat ospek, “itu sungguh keterlaluan,” ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Elektro 2015 tersebut.
Auzan mengungkapkan, modus yang biasa digunakan oleh pihak luar untuk mengetahui penugasan alat ospek, adalah dengan menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) mahasiswa baru (maba) untuk masuk ke link penugasan, yang diminta oleh kakak tingkat mereka.
“Untuk meminimalisir, dari divisi Teknologi Informasi (TI) ada 3 tahap, pertama, TI sendiri bisa melacak mana maba yang mengerjakan ospek sendiri mana maba yang membeli alat ospek dari sistem, yang apabila kata-katanya ada yang sama, maka dari sana akhirnya ketahuan maba itu membeli alat ospek bukan bekerja sendiri,” terangnya.
Salah satu penjual alat ospek, Rudi, yang berasal dari Sumbersari, Malang, juga mengatakan bahwa mengetahui informasi perlengkapan dan peralatan PK2MU itu dari mahasiswa UB sendiri. “ Saya tahu dari teman-teman mahasiswa yang juga jualan, sama informasi dari maba sendiri yang mencari barang,” Ungkapnya saat ditemui awak perspektif kemarin (18/8).
Sedangkan, Hantoro, penjual alat ospek asal Solo, mengaku menerima informasi penugasan ospek berasal dari mabanya sendiri. “Awalnya saya tahu dari mabanya sendiri seperti barang yang saya tidak tahu ukurannya berapa, dari mabanya sendiri yang bilang butuh ini itu terus saya buatkan, dan sebagian juga stok tahun lalu,” Ungkap Hantoro (18/8).
Di sisi lain, Rifaninisa Hernandiyah Dianti, salah satu maba UB menganggap bahwa penugasan untuk maba dirasa meyulitkan karena penugasan tersebut berbenturan dengan penugasan PK2MABA di fakultas dan jurusan masing-masing.
“Sulit-sulit sih, tapi juga banyak soalnya ada dari universitas, fakultas dan jurusan ternyata juga ada”, ungkap Dianti, maba Fakultas Teknologi Pertanian 2017.
Saat ditemui, Dianti sedang membeli peralatan untuk PK2MU di sepanjang trotoar Jalan Veteran depan Universitas Brawijaya. Maba asal Tangerang itu merasa diuntungkan dengan adanya beberapa penjual perlengkapan dan peralatan PK2MU. “Ya agak menguntungkan sih karena ada barang-barang yang aku belum beli di Tangerang bisa aku beli disini”, ungkap Dianti (18/8). (ayu/frd/hen)