Malang, PERSPEKTIF – Kemarin (6/12), puncak Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Tahun 2016 selesai dilaksanakan seiring dengan penghitungan suara. Namun, penghitungan itu sempat tertunda karena tertukarnya surat suara, dan jumlah surat suara yang terhitung berbeda dengan berita acara yang dirilis sebelumnya.
Diwawancarai pada Selasa malam (6/12), M. Zaki Rizaldi selaku Ketua KPU PEMIRA FISIP 2016 menjelaskan, keterlambatan dalam penghitungan surat suara yang terjadi disebabkan karena adanya sedikit ketimpangan absensi antara absensi dari daftar pemilih dengan absensi dari pemanggilan. Sehingga harus dilakukan beberapa kali penyocokan.
“Penyocokan di absensi atau daftar pemilih dengan absensi di pemanggilan ada sedikit ketimpangan entah di bagian mananya. Sambil mencocokkan berkali-kali untuk mengetahui juga total surat suara yang terambil di dalam kotak suara,” jelas Zaki.
Kemudian diketahui ada beberapa surat suara yang tertukar dan hilang. Ketika ditanyai tentang upaya pencegahan, Zaki mewakili pihak panitia mengakui bahwa panitia tidak memperkirakan sama sekali hal ini akan terjadi.
Zaki juga menambahkan, bahwa sudah seharusnya FISIP menggunakan sistem E-Vote dalam PEMIRA yang akan datang guna menanggulangi kesalahan seperti kemoloran ini agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Di sisi lain, Ryco Imam, calon DPM nomor urut 5, yang mengaku menghormati hasil dari negosiasi yang dilakukan dini hari untuk tetap melakukan pengitungan suara. Karena hilangnya surat suara merupakan hal yang tidak diduga oleh panitia dan keputusan ini juga sudah disepakati oleh semua pihak yang terlibat.
“Kalo menurut saya surat suara yang hilang diluar dugaan dari teknis dari panitia itu sendiri. Kalau mungkin tetap dilanjutkan, kita sebagai calon tetap menghormati keputusan dari panitia yang sudah dimusyawarahkan dengan seluruh calon,” ujar Ryco. (mch/rok/bkp/rip)