Malang, PERSPEKTIF – Pada hari senin lalu (21/11) debat terbuka calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) serta calon presiden dan wakil presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) sebagai salah satu rangkaian dari Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA) Universitas Brawijaya (UB) telah digelar di Lapangan Rektorat UB.
Dalam debat terbuka tersebut, dibagi dalam dua kloter. Kloter pertama menjadi giliran calon anggota DPM nomor urut 1-13. Sedangkan pada kloter kedua, giliran calon anggota nomor urut 13-23.
Sayangnya, pada saat debat dilaksanakan, ada enam calon anggota DPM yang tidak hadir. Panitia penyelenggara pun tidak bisa memastikan terkait ketidakhadiran enam calon wakil mahasiswa itu.
Para calon anggota DPM yang hadir di debat terbuka itu berperang argumen, gagasan, dan wacana programnya. Salah satunya program Badan Legislatif Kampus (Balegpus) yang dikemukakan oleh Hasby Asshidiq, calon DPM nomor urut 5.
“Jadi di kampus kalau kita kenal badan Eksekutif Mahasiswa, berarti harus ada badan legislatifnya. Agar semakin ada lembaga penampung aspirasi mahasiswa yang lebih jelas. Dan di setiap kampus seharusnya ada,” jelasnya.
Sedangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) nomor urut 2, Ahmad Khoiruddin – Hasna Nadhiroh, memiliki wacana untuk membuat program yang tidak hanya ditujukan kepada UB kampus Malang saja, tetapi juga ditujukan kepada UB kampus kediri.
Di sisi lain salah satu calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) nomor urut 22 memberikan fokusnya terhadap kaum disabilitas yang selalu dianggap sebagai kaum minoritas. Dia berjanji akan menjamin kesetaraan antara mahasiswa disabilitas dengan yang lainnya. “Jangan lupakan kaum disabilitas karena Brawijaya bukan hanya milik orang normal,” tegasnya.
Pada saat ini rangkaian PEMIRA telah memasuki tahapan memilih para calon wakil mahasiswa tersebut. (adk/fzi/lta)
