Oleh: Lalu Theo Ariawan*
Adanya fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi salah satunya adalah penelitian. Kampus kini menjadi kawah candradi- muka, tumpuan bagi perkembagan peradaban suatu nega- ra. Kegiatan akademis yang dilakukan di dalam kampus, diharapkan mampu merubah kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik, medianya melalui riset ilmiah. Tak ayal, entitas di dalamnya, salah satunya mahasiswa dituntut untuk menghasilkan nilai guna bagi bidang keilmuan yang digelutinya, yaitu dengan melakukan penelitian.
Memasuki era modernisasi, penelitian mahasiswa diharap-kan mampu menghasilkan nilai guna bagi kemaslahatan umat manusia. Berdasarkan informasi dari Dirjen Penguat-an Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi, 56 persen barang-barang yang kita gunakan saat ini, merupakan barang impor dari luar negeri. Tiap-tiap apa yang kita gunakan saat ini di dominasi oleh barang yang berasal dari luar negeri.
Lalu, kemanakah peran kampus sebagai institusi pendidikan yang mengamalkan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Jika kita mulai menganalisis dari kampus Brawijaya sendiri, Universitas Brawijaya (UB) merupakan salah satu kampus yang tingkat produktifitasnya dalam menghasilkan penelitian mahasiswa/ program kreatifitas mahasiswa merupakan ter-tinggi ketiga setelah Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Sepuluh November (ITS) yang lolos di danai Dikti dengan jumlah 264 proposal. Ini berdasarkan informasi dari portal berita yang dapat diakes di news.detik.com.
Namun, apakah dengan kuantitas penelitian yang dihasilkan oleh mahasiswa serta di danai oleh anggaran negara tersebut, sudah dapat di apli-kasikan ke masyarakat luas. Ya, semestinya banyaknya penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa, mampu memberi nilai guna serta nilai tambah kepada masyarakat luas, sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud. Mengutip Marx dalam Thesis on Feuerbach, poin nomor 11, “tugas seorang pemikir bukan hanya menginterpretasikannya, tapi juga ikut merubahnya. Penelitian tanpa implementasi hanya akan jadi penelitian, minimal ia jadi pijakan bagi perbaikan di ranah masyarakat,”.
Sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan berbagai macam suku bangsa dan budaya, seyogyanya kita mampu melakukan akselerasi dalam me-modernisasi dengan memberikan nilai guna dan nilai tambah melalui peneltian yang dilakukan oleh mahasiswa, sebab mahasiswa tidak bisa lepas dari masyarakat. Maka dari itu, me-revitalisasi kembali esensi penelitian mahasiswa, serta aktualisasi hasil penelitian tersebut perlu dilakukan.
Tentang Penulis : Penulis Merupakan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Brawijaya 2014. Saat ini aktif sebagai Redaktur Pelaksana LPM Perspektif.