Lompat ke konten

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film: Kisah Manis dalam Sudut Hitam Putih

Sumber: Youtube Cinépolis Indonesia
Oleh: Elvada Putri Awaliah*

Durasi : 1 Jam 56 Menit
Rumah Produksi : Imajinari Pictures
Distributor : Netflix
Tanggal Rilis : 30 November 2023
Sutradara : Yandy Laurens
Produser : Ernest Prakasa, Suryana Paramita
Pemeran : Ringgo A. R., Nirina Zubir, Alex Abbad, Sheila Dara, Dion Wiyoko, Julie Estelle

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film berkisah tentang Hana (Nirina Zubir), seorang janda yang masih menyimpan kesedihan atas kepergian suaminya, dan Bagus (Ringgo A. R.), seorang penulis naskah film yang terkenal dalam mengadaptasi sinetron populer. Keduanya merupakan teman semasa SMA yang tak sengaja dipertemukan kembali di sebuah supermarket. Pertemuan tak terduga ini memicu perasaan lama Bagus yang kembali tumbuh. Namun, Bagus merasa ragu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Hana yang masih berbalut rasa duka hingga akhirnya Bagus memutuskan untuk membuat karya orisinal pertamanya sebagai penulis skenario film. Karyanya tersebut menggambarkan semua interaksinya dengan Hana melalui sentuhan hitam-putih sebagai ungkapan cinta Bagus pada Hana.

Cerita Film dalam Film

Film ini menyuguhkan sebuah keunikan yang jarang ditemui dalam film-film lainnya, melalui berbagai lapisan cerita yang dihadirkan, termasuk cerita di dalam cerita dan bahkan film di dalam film. Sebagai film bergenre Romcom, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan menampilkan seorang penulis naskah film sebagai karakter utama. Penggambaran pikiran Bagus berdasarkan naskah film yang ia tulis, terinspirasi dari setiap interaksinya dengan Hana, menjadikan film ini seakan ‘film di dalam film’ yang menggambarkan proses pembuatan film itu sendiri.

Di dalamnya, terdapat dua bentuk naskah film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film yang dipertunjukkan, yakni naskah yang dibuat oleh Bagus sebagai tokoh utama, serta naskah film itu sendiri yang disusun dan disutradarai oleh Yandy Laurens. Keputusan baik untuk menampilkan sebagian besar film dalam format hitam-putih, sementara sebagian lainnya menggunakan warna, meningkatkan kompleksitas cerita dan memberikan kesan yang khas.

Nuansa Film Hitam-Putih yang Jarang Ditemui

Sekitar 80 persen dari total durasi film menggunakan format pewarnaan hitam-putih. Meskipun hal ini bisa dianggap sebagai keputusan yang berisiko, mengingat hiformat hitam-putih dalam film adalah suatu hal langka dalam industri perfilman di Indonesia. Namun, hal tersebut berhasil dilakukan dengan pengemasan cerita yang epik dan sinematografi yang memukau. Tidak sekadar menjadi gaya artistik semata, penggunaan warna hitam-putih memiliki makna dan tujuan yang mendalam dalam konteks cerita itu sendiri.

Salah satu aspek yang juga tak kalah  menarik dan unik dari film ini adalah perbedaan lebar layar antara bagian hitam-putih dan berwarna, khususnya pada 20 menit terakhir. Pada bagian berwarna ini, lebar layar menjadi lebih kecil dan kamera mulai melakukan pengambilan gambar close-up yang intens terhadap interaksi antara Hana dan Bagus. Pembawaan ini seolah-olah menjadikan penonton sebagai bagian dari dialog mereka sekaligus ingin menunjukkan bahwa bagian ini adalah scene atau film yang “sebenarnya”. Perbedaan lebar layar ini memberikan keunikan tersendiri dalam meningkatkan pengalaman menonton

Fakta di Balik Layar Industri Film Indonesia

Di luar hubungan romantis Bagus dan Hana, salah satu karakter yang menonjol adalah pak Yoram. Seorang produser yang memberi kesempatan pada Bagus dengan naskahnya. Karakter ini digambarkan sebagai produser dari rumah produksi yang mungkin biasa dikenal sebagai contoh nyata produser dari India. Melalui karakter ini, film memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi industri perfilman saat ini, ditambah memunculkan refleksi tentang kondisi pasar yang cenderung didominasi oleh film horor dan drama yang memancing air mata.

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film berhasil menyajikan gambaran dunia perfilman dengan cara yang menghibur dan edukatif,, di mana banyak istilah dari industri film yang disampaikan secara menyenangkan kepada penonton. Hal ini membuat penonton tidak hanya terhibur, tetapi juga mendapatkan pengetahuan baru tentang dunia perfilman.

Jatuh Cinta Bukan yang seperti di Film-Film

Film ini mampu membawakan suasana baru yang mengundang penonton untuk merasakan kisah cinta yang jarang diangkat dalam film-film Indonesia, yaitu kisah cinta pria dan wanita dewasa. Tema ini cukup baru karena menggambarkan kehidupan romansa di usia 40-an, sedangkan film-film romansa sebelumnya cenderung berfokus pada cinta di usia SMA atau dewasa muda. Namun, yang menarik dari film ini bukan hanya premisnya yang berhasil, tetapi juga cara penyampaian alur ceritanya.

Film ini menunjukkan kisah cinta di usia dewasa dengan cara yang tidak membuat penonton bosan, dengan dialog yang sangat alami seperti dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar film ini fokus pada percakapan, seperti yang diungkapkan oleh Hana.

“Romantis bagi orang dewasa adalah dengan berbicara, bukan dengan menari seperti di Film La La Land (2016).”

Dari segi pesan yang ingin disampaikan, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film menghadirkan banyak pesan tentang mencintai, dicintai, memahami, jatuh, hingga bangkit, semuanya disajikan dengan elegan, indah, dan realistis. Selain itu, pada akhir cerita dijelaskan bahwa perasaan duka dan cinta orang dewasa sebenarnya tidak perlu ditampilkan secara berlebihan atau dramatis, seperti yang ditulis oleh Bagus dan dinilai buruk oleh Hana karena terlalu dramatis.

(Visited 205 times, 1 visits today)
*) Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya tahun 2023. Sekarang aktif sebagai Staff Mgang LPM Perspektif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?