Lompat ke konten

Silentium (2024)

Oleh: Muhammad Haidar S. *

Sepenuh jengkel dan kebencian yang kudendangkan;

cinta yang kuhambur:

sunyi yang t’lah kubangkitkan

***

Kau, perlahan hanyut 

lenyap dan terkubur dari sudut pikiran

I

Cinta yang kucurahkan, 

hampa yang terkubur rapat;

Kini terdiam dalam sunyi meliliti diri

[yang perlu kau tahu: aku menganga tanpamu]

II

Tak lagi kulayani rindumu dengan kegeraman

Luka-luka, saksi hasrat yang remuk;

Kau 

tiupan angin, melepasnya pergi

III

Kita adalah dua kekosongan yang bertemu;

dan 

kau pergi:

hening

tanpa suara

Meninggalkanku dalam kehampaan dan sesak yang tergeletak begitu saja

IV

Aku benci, 

hampa mencintaimu;

Seperti kewarasanku yang tinggal setengah, 

pergimu kupeluk:

tanpa sisa

V

Aku hanya sepotong diri yang tak lengkap;

Mencintaimu bukan karena kesempurnaan

melainkan karena kehampaanku yang terasa

bagaikan bayangan api yang meredup;

[engkau pergi, dan aku terkapar: tanpa isi]

(Visited 115 times, 1 visits today)
*) Penulis merupakan mahasiswa Sosiologi 2023 FISIP Universitas Brawijaya dan staff magang di LPM Perspektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?