Malang, PERSPEKTIF – Pada Selasa (25/10) lalu, akun Instagram resmi @fisip_ub mengumumkan pengangkatan Abdul Hakim sebagai Pelaksana Harian (Plh) Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB). Abdul diangkat karena jabatan Dekan FISIP kosong setelah Almarhum Sholih Mu’adi, Dekan FISIP periode 2020-2024 meninggal dunia pada Senin (3/10). Dengan pengangkatan ini, Abdul resmi merangkap dua jabatan sekaligus di lingkup UB yaitu sebagai Wakil Rektor III dan Plh Dekan FISIP.
Tim Perspektif kemudian berkesempatan untuk mewawancara Abdul Hakim pada Rabu (7/12). Dalam wawancara, Abdul mengatakan rangkap jabatan tersebut tidak mengganggu aktivitas dan tanggung jawab yang sedang ia emban. Lantas, bagaimana adaptasi yang ia lakukan dan efektivitas kinerja dari kedua posisi yang sedang diembannya? Berikut hasil wawancara selengkapnya.
Bagaimana mekanisme penunjukkan Anda sebagai Plh Dekan baru-baru ini dan pertimbangan apa yang membuat anda menyanggupinya?
Surat Keputusan (SK) yang diberikan kepada saya masih sebagai Plh atau pelaksna tugas harian Dekan FISIP UB. Sebelumnya saya sudah pernah mengemban tugas sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dekan FISIP. Jadi tidak ada masalah untuk meneruskan tugas-tugas harian sebagai dekan sampai ada dekan yang definitif.
Saat ini Anda menjabat sebagai Plh Dekan FISIP dan juga sebagai Wakil Rektor III atau di bidang kemahasiswaan, lantas bagaimana kinerja Anda pada dua jabatan di atas?
Kedua fungsi tersebut, baik sebagai Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa maupun sebagai Plh Dekan FISIP masih bisa saya tangani dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena saya dibantu oleh para wakil dekan dan juga tenaga kependidikan lainnya.
Dengan ditunjuknya Anda sebagai Plh Dekan FISIP saat ini, apa saja adaptasi yang Anda lakukan?
Karena saya sudah mengenal dengan baik para pimpinan di FISIP UB, maka saya bisa bekerjasama dengan baik. Saya bisa beradaptasi dengan lebih cepat.
Semenjak menjadi Plh Dekan FISIP dan sekaligus Anda sedang mengemban tugas sebagai WR III ini apa ada hambatan yang Anda rasakan dan bagaimana Anda menghadapinya?
Untuk mengatasi padatnya kegiatan, kami bisa rapat secara daring dan berkomunikasi intens melalui handphone.
Saat ini ada banyak masalah-masalah yang terjadi di FISIP terutama seperti masalah kekerasan dan pelecehan seksual yang merebak semenjak kuliah offline, lantas bagaimana Anda menanggapi masalah tersebut semenjak menjadi Plh Dekan FISIP?
Sudah ada lembaga yang menangani di tingkat universitas maupun fakultas untuk masalah kekerasan seksual dan perundungan. Penyelesaian masalah tersebut juga tetap berlanjut sesuai dengan aturan yang ada.
Bagaimana cara Anda menyelesaikan masalah fasilitas, anggaran, dan stok dana di FISIP yang sempat bermasalah akhir-akhir ini?
Sampai saat ini masih dalam proses identifikasi masalah dan menyusun langkah konkritnya terkait permasalahan fasilitas yang ada di FISIP UB. Mengenai permasalah anggaran, sudah bisa diatasi dengan baik, melalui koordinasi dengan Wakil Rektor II UB bidang Keuangan dan Sumber Daya.
Apa evaluasi dan rekomendasi yang bisa Anda berikan dan lakukan saat ini ketika menjadi Plh Dekan FISIP selama beberapa waktu ke depan?
Saat ini kita berupaya keras untuk meningkatkan pelayanan bidang akademik, keuangan, dan kemahasiswaan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini. Kami juga sedang menyelesaikan masalah internal FISIP dan menyusun program kerja 2023 bersama para pimpinan yang ada.
Apa harapan Anda kedepannya untuk FISIP sebagai pemangku jabatan Plh Dekan saat ini?
Harapan saya, FISIP ke depan secara administratif bisa lebih baik lagi. Begitu juga dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia, serta pengelolaan keuangan dan pembinaan mahasiswanya. (zhf/ard/gra)