Lompat ke konten

Mekanisme Pembagian Sesi RAJA Brawijaya 2022 Dinilai Kurang Efektif

Mobilisasi - Mahasiswa baru sedang melakukan mobilisasi untuk pergantian sesi RAJA Brawijaya (PERSPEKTIF/Hendra)

Malang, PERSPEKTIF – Pelaksanaan Rangkaian Acara Jelajah Almamater Universitas Brawijaya (RAJA Brawijaya) 2022 dilaksanakan secara hybrid, bertempat di Gedung Samantha Krida UB. Mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan ini secara luring setiap harinya dibagi ke dalam empat sesi. Namun, mekanisme pembagian sesi ini dinilai beberapa mahasiswa baru kurang efektif.

Muhammad Iqbal, peserta RAJA Brawijaya 2022 yang mendapatkan jatah sesi kedua menyatakan bahwa mekanisme pembagian sesi ini berdampak pada tidak meratanya penyampaian materi kepada mahasiswa baru.

“Kurang efektif, karena materinya kurang merata jadinya,” jelasnya (17/8).

Lebih lanjut, ia menjelaskan penyebab tidak meratanya penyampaian materi tersebut dikarenakan waktu bersiap pergi kampus untuk melaksanakan kegiatan secara luring dilakukan secara bersamaan dengan mengikuti rangkaian acara lewat Zoom Meeting.

Hal serupa juga didukung oleh pernyataan Ayu, mahasiswa baru Fakultas Teknologi Pertanian bahwa ia kesulitan mengikuti materi RAJA Brawijaya dengan mekanisme pembagian sesi.

“Misal seperti join Zoom sebelum ke sini (UB, red) itu juga sebenernya pulang-pergi dari rumah dan perjalanannya juga satu jam, kalau mau Zoom (sambil, red) motoran,” ujar mahasiswa yang berdomisili di Pasuruan ini (17/8). 

Beda pendapat, salah satu mahasiswa baru asal Fakultas Ilmu Komputer, Firman Maulana, mengungkapkan adanya pembagian sesi tersebut dinilai efektif mengingat RAJA Brawijaya 2022 masih diadakan dalam masa pandemi.

“Kalau dibilang efektif ya efektif, karena Covid-19 masih tinggi dan lebih baik diadakan per sesi saja daripada harus full luring semua,” ujarnya (17/8).

Sementara itu, Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2022, Khofifah Aqsha menjelaskan bahwa transisi setiap sesinya memang berlangsung dengan cepat supaya acara berlangsung dengan run down.

“Pokoknya kita mulai dari jam tujuh pagi sampai jam emapt sore. Transisi per sesinya 30 menit, jadi lumayan cepat, tapi kecuali Ishoma. Kalau Ishoma (istirahat, salat, makan, red) itu satu jam. Di sesi 30 menit itu juga kita isi sama kegiatan,” ujarnya ketika ditemui awak Perspektif. (ran/bob/feb/yn/gra)

(Visited 328 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?