Malang, PERSPEKTIF – Panitia Pelaksana Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA) Universitas Brawijaya (UB) 2021 mengadakan sosialisasi untuk pemilihan ulang anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) pada Jumat (7/1) secara virtual. Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari Pernyataan Sikap Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan UB atas Pelaksanaan PEMIRA 2021 yang dirilis pada hari Rabu (5/1).
Wakil Koordinator Panitia Dosen PEMIRA UB 2021, Setiawan Noerdajasakti mengatakan bahwa keputusan WR III untuk melaksanakan PEMIRA susulan ini sebagai respon dari terbentuknya satu fakultas baru di UB yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan. Selain itu, tidak adanya perwakilan DPM dari FK, FKG, dan FKH juga menjadi salah satu faktornya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan representasi yang proporsional dalam badan DPM UB.
Muhammad Sahal, anggota DPM UB dari Vokasi, menjelaskan penyebab dari keterlambatan DPM dalam mengambil keputusan dikarenakan adanya pembatasan akses oleh pihak rektorat.
“Kita anggota DPM sebagai SC (Steering Committee) PEMIRA dibatasi aksesnya karena segala proses ditangani oleh pihak rektorat sehingga kurang mendapatkan informasi mengenai pendaftaran calon DPM maupun EM (Eksekutif Mahasiswa). Oleh karena itu, sikap yang kita ambil juga tidak bisa cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ujar Sahal kepada awak Perspektif (6/1).
Pembatasan akses DPM UB dalam PEMIRA 2021 juga diamini oleh Fara Fazira Nooraini, Anggota DPM UB dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
“Sebenernya upaya DPM UB sudah dari lama, tapi memang tanggapan dari rektorat menyatakan bahwa harus mengikuti prosedur rektorat. Prosesnya lumayan juga untuk DPM akhirnya dapat mengingatkan rektorat bahwasanya ada beberapa poin Pertor (Peraturan Rektor) yang tidak diikuti,” jelas Fara (7/1).
Ia mengatakan bahwa pernyataan sikap terhadap pelaksanaan PEMIRA 2021 yang dikeluarkan oleh WR III masih belum diterimanya secara penuh.
“Pada akhirnya yang ditampung rektorat hanya poin satu yaitu kekosongan representasi fakultas yang belum memiliki calon. Tetapi bagaimana nasib EM yang aklamasi? Itu benar benar di-cut sama rektorat dengan alasan berita acara sudah dibuatkan,” katanya. (gra/ais)