Detail Buku :
Judul : Aku
No. ISBN : 9786020328317
Penulis : Sjuman Djaya
Penerbit : PT Gramedia Pusaka Utama
Tanggal Terbit : Juni – 2016
Jumlah Halaman : 168
Jenis Cover : Soft Cover
Kategori : Memoar
Peresensi : Muhammad Rayyan Farhansyah
Buku “Aku” karya Sjuman Djaya sukses menggambarkan perjalanan hidup seorang penyair pelopor sastra modern Chairil Anwar. Perlu ditekankan bahwa buku ini bukan buku biografi Chairil Anwar melainkan skenario adegan film yang dibuat Sjuman Djaya yang isinya menggambarkan perjalanan hidup Chairil Anwar. Di buku ini juga diceritakan gambaran bagaimana proses beberapa puisi tercipta.
Dari buku ini puisi-puisi Chairil Anwar sangat menggambarkan bagaimana perjalanan hidup seorang Chairil Anwar, karya-karyanya dapat memberi perasaan emosional yang kuat kepada para pembaca. Selain menceritakan karya-karyanya buku ini juga menceritakan gaya hidup Chairil Anwar yang bebas, berani, riang ,dan jahil terhadap teman-temannya. Masa kecil Chairil Anwar yang dihabiskan dengan neneknya juga diceritakan, sampai bagaimana Chairil Anwar menolak untuk diobati penyakit TBC-nya sampai ia meninggal.
Skenario cerita yang paling berkesan menurut saya adalah saat karya Chairil Anwar dikenal sampai ia dijuluki pelopor sastra modern. Karya-karya dengan gaya penulisan yang tidak biasa dan dianggap berlaku frontal, liar, dan bebas membuat karya Chairil Anwar diragukan oleh penyair terdahulu. Akan tetapi, faktor yang membuat gaya kepenulisan Chairil Anwar berbeda–karena kebebasannya dan keliarannya–justru saat itu menimbulkan semangat para pejuang yang membaca karyanya.
Sosok Chairil Anwar saat itu dikenal sebagai penyair yang liar dan bebas, menanamkan nilai-nilai baru yang mengubah pola pikir lama dan menumbuhkan semangat baru khususnya di dunia seni. Chairil Anwar mengubah sastrawan yang lain bahwa sastra dapat membangun semangat para pembacanya sehingga menyadarkan kenyataan yang terjadi, mana yang pantas untuk dibela dan yang tidak. Budaya Indonesia harus dilestarikan agar melekat dalam jiwa masyarakat, fungsi lain budaya sebagai sesuatu yang menyadarkan juga tetap harus hidup.
*)PERESENSI BERNAMA MUHAMMAD RAYYAN FARHANSYAH. MERUPAKAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ANGKATAN 2019. SAAT INI AKTIF SEBAGAI ANGGOTA DIVISI SASTRA LPM PERSPEKTIF.
Sangat bagus