Malang, PERSPEKTIF –Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Debat Terbuka dan Kampanye Bersama Pemilihan Mahasiswa (PEMILWA) FISIP melalui aplikasi Zoom Meeting pada Minggu (24/1). Dimulai tepat pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 16.00 WIB, rangkaian PEMILWA ini diikuti oleh 14 calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan 2 pasangan calon Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), serta dihadiri oleh mahasiswa FISIP dengan total keseluruhan 161 orang partisipan.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua DPM, Roni Nduanta Putra, yang berharap demokrasi yang baik dapat diterapkan dalam pesta demokrasi FISIP tahun ini.
“Saya berharap acara hari ini dapat berjalan dengan lancar dan pengalaman demokrasi yang buruk tahun-tahun kemarin dapat ditinggalkan untuk kemudian menuju demokrasi yang baik, yang dapat diajarkan kepada angkatan-angkatan baru,” ujar Roni.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) PEMILWA FISIP, Ainun Qisthi, menyampaikan agar para calon dapat meyakinkan masyarakat FISIP untuk menggunakan hak suaranya dengan memilih pada PEMILWA.
“Para calon dapat berjuang dan dapat menyakinkan seberapa pantas masyarakat FISIP untuk memilih para calon,” tutur Ainun Qisthi.
Putra Satria menengahi debat sebagai moderator pada debat dan kampanye hari ini. Moderator juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPM FISIP UB 2020.
Acara debat berlanjut dengan pemaparan visi misi serta program dari calon DPM. Debat dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama untuk memaparkan visi misi dan program selama 7 menit dan dilanjut dengan sesi tanya jawab pertanyaan roulette dari LKM di FISIP selama 3 menit.
Calon DPM FISIP UB dengan nomor urut 3, Januar, mengatakan ingin mewujudkan DPM FISIP UB sebagai lembaga legislatif yang “sokap”, yaitu solutif, kolaboratif dan adaptif.
“Visi misi saya ada tiga, yang pertama meningkatkan kinerja DPM FISIP UB sebagai lembaga yang solutif dalam penyejahteraan dan penyelesaian permasalahan mahasiswa, pengoptimalisasian sinergitas antara DPM FISIP dengan semua elemen yang berada di FISIP UB terkait dengan penyelesaian masalah, serta menjadi lembaga yang bisa menyesuaikan diri dengan tidak tetapnya kondisi yang ada,” tutur Januar.
Sedangkan calon DPM FISIP UB nomor 8, Ayeshia Dinar mengatakan ingin membantu dan menciptakan sarana dan komunikasi yang efektif di masa pandemi sebab banyak sistem dan birokrasi yang dirubah antara pihak birokrasi dan mahasiswa. Salah satu programnya adalah menciptakan “win win solution”.
“Misi saya yakni responsif, informatif, dan representatif. Saya percaya bahwa harus merespon secara langsung kebutuhan masyarakat FISIP,” ungkap Ayeshia.
Rangkaian selanjutnya adalah Debat Terbuka dan Kampanye Bersama antara dua Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM FISIP. Rangkaian debat ini diikuti oleh pasangan capres-cawapres 01, Haura Syahranie dan Rahmat Hidayat, serta pasangan capres-cawapres 02 yakni Nurcholis Mahendra dan Nurul Aulia. Kedua pasangan calon memaparkan visi misi yang kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab dengan partisipan debat.
Sesi kedua adalah tanya jawab mengenai program kerja antar pasangan capres dan cawapres BEM. Pasangan calon (Paslon) nomor urut 02 menjawab pertanyaan mengenai PTN-BH. Paslon 02 mengatakan sebagai langkah konkret akan terus melakukan observasi, evaluasi, dan pengawalan. Sedangkan Paslon nomor urut 01 beranggapan bahwa untuk menangani isu kekerasan seksual, mereka menekankan langkah preventif seperti perlu adanya kajian diskusi secara berkala, pengawalan RUU-PKS serta BEM FISIP yang nantinya akan mempermudah akses perlindungan.
Seiring dengan berbagai pertanyaan yang telah diajukan, baik oleh panelis maupun masyarakat FISIP yang terjawab dengan baik oleh masing-masing paslon BEM FISIP UB, Putra Satria selaku moderator Debat Terbuka dan Kampanye Bersama menyatakan bahwa masa kampanye Capres dan Cawapres BEM FISIP UB 2021 dengan ini telah resmi berakhir. (shn/vny/ais)