Lompat ke konten

Bambang

Illustrator: Naura Thabina

*Oleh: Christanti Yosefa

Dulu, zaman aku SMA, sekitar Malang tahun 1997, Bambang terkenal banget di seantero sekolah. Dia memiliki kulit terang, berantakan, berandal. Tidak ada satupun orang di sekolah yang tidak tahu siapa Bambang. Guru-guru, karyawan, sampai Kepala Sekolah pun tahu siapa dia.

Bambang dikenal sangat badung dan nakal. Pernah suatu kali ia tidak kelihatan berhari-hari di sekolah, besoknya datang dengan wajah babak belur. Menurut rumor yang beredar, wajah Bambang bisa sampai babak belur begitu karena memperebutkan wanita. Namun, Bambang cuma santai menanggapi itu semua. Ia sama sekali tidak bilang apa-apa, bahkan saat semua anak membicarakan tentang dia di depannya. Sikapnya cuek, benar-benar menyebalkan. Dia selalu berani melawan siapapun; dari murid culun sampai preman sekolah. Dari guru Matematika sampai guru BK. Dari Bu Kantin sampai Pak Bon. Dari Kepala TU sampai Kepala Sekolah.

Bambang memang begitu. Kata orang seberani-beraninya Bambang sama apapun, dia cuma takut sama satu hal. Air. Ya, dia takut air. Hal itulah yang menyebabkan banyak orang bilang dia tidak pernah mandi. Karena itu ia kadang kelihatan jorok dan kotor, apalagi muka bantalnya yang bikin kesal itu.

Namun, sekali lagi, Bambang tidak pernah ambil pusing. Dia tidak pernah menggubris siapapun yang menggosip tentang dia. Semua orang kebanyakan lelah menghadapi Bambang. Saat upacara misalnya, beberapa kali Bambang dengan muka flat jalan-jalan mondar-mandir di lapangan. Kadang ia melewati peserta upacara, bahkan pernah melewati petugas upacara dengan santainya! Semua di lapangan berusaha menahan tawa, tapi tak siapapun berusaha mengusirnya dari barisan petugas upacara. Dia memang suka seenaknya sendiri.

 Bambang suka gonta-ganti cewek, dan itupun seringkali diwarnai perkelahian. Ceweknya ada banyak sekali, dan mereka semua rata-rata suka galau kalau ditinggal Bambang buat cari cewek lain. Sudah menjadi rahasia umum kalau Bambang suka pacarana lebih dari satu cewek disaat yang bersamaan. Habis manis sepah dibuang. Habis senang mereka ditendang. Masalah cewek Bambang memang playboy kelas kakap. Preman nomor satu. Penakluk wanita nomor wahid. Tapi, Bambang memang dikenal romantis. Meskipun tampilannya sangar, dia bisa jadi berubah sangat lembut dan romantis di depan wanita yang disukainya. Pernah suatu kali aku melihatnya bertatap-tatapan dalam diam dengan cewek baru di sekolah. Waktu itu di depan kelas 3 IPS. Dalam jarak sekitar satu meter mereka saling memandang dalam diam. Alhasil, si cewek klepek-klepek dilihatin sama Bambang. Beberapa hari setelahnya, Bambang memutuskan cewek itu begitu saja. Saking galaunya, cewek itu sampai memutuskan pindah dari sekolah ini. Bambang memang kejam. Bisa-bisanya dia mesra-mesraan sama cewek lain di depan cewek yang ia putuskan begitu saja. Banyak teman-teman bilang kalau Bambang kalau pacaran sudah diluar batas. Aku pernah melihatnya sekali. Gaya pacaran Bambang bisa dibilang vulgar, apalagi ia mudah sekali memutuskan ceweknya! Lagi-lagi, sekalipun banyak yang protes, Bambang tidak pernah menggubris kami. Cerita tentang gaya pacaran Bambang sempat viral di sekolah saat itu. Ia disindir ratusan kali, tapi Bambang tetap pada pendiriannya: tidak mau tahu.

Kata orang, Bambang hidup sendiri. Ia hidup sebagai pengangguran dan dikenal sangat pemalas. Begitulah. Bambang selalu memalak siswa untuk mendapat makanan. Terkadang, ibu kantin yang turun tangan. Bambang juga dikenal usil. Ia suka buang air kecil di sembarang tempat, entah di semak-semak atau tong sampah. Sekali lagi, tak ada yang berani menegurnya.

Bambang jarang sekali terlihat di dalam kelas. Kalaupun ada, paling-paling ia hanya tidur alih-alih mendengarkan guru. Ia seringkali ditemui sedang pacaran di atap sekolah, kadang juga jalan-jalan kemana saja dia mau. Taka da satupun yang berani menghukumnya. Satu hal yang akan selalu kuingat tentang Bambang adalah ia sering sekali ditemukan dalam keadaan tidur. Tempat favoritnya adalah di depan perpustakaan, dekat tangga menuju kelas Bahasa. Ia memang sangat pemalas. Ia suka sekali tidur, sekalipun ada yang membangunkan atau memindahkannya, ia tetap saja tidur dan tidak mau bergerak. Akan tetapi, hal itu jarang dilakukan. Banyak dari kami yang malas membangunkannya atau malah tidak berani.

Bambang sudah ada sebelum aku masuk sekolah ini, dan ia tetap ada disini saat aku telah keluar dari sekolah ini. Semua orang tahu ia tidak pernah naik kelas.

Beberapa waktu setelah aku lulus dari SMA, aku penasaran dengan kabar Bambang. Apakah ia masih berada disini, masih playboy, masih tidak suka mandi, masih malas, masih preman. Aku berkunjung ke sekolah lamaku itu bersama beberapa temanku. Selesai mengitari beberapa tempat dan bersilaturahmi dengan guru-guru dan karyawan sekolah, aku mencari Bambang. Di depan kantin sekolah aku melihatnya, masih berantakan, berandal. Hampir sama seperti yang dulu. Ia hanya kelihatan bertambah tua. Ia mengeong pelan. Ah, Bambang. Kucing legendaris sekolahku itu minta makan.

Bambang Fun Fact:

Sebenarnya, saat saya kelas 3 SMA, Bambang tidak pernah terlihat lagi. Ada yang bilang ia sudah mati, bertemu jodohnya di tempat lain, lupa jalan pulang, bosan dengan tempat yang sama, dll. Ada juga yang bilang ia sudah tobat. Namun, Bambang sudah menjadi maskot tidak resmi kami. Karena itu, cerita ini saya persembahkan buat Bambang!

 

*)Penulis merupakan mahasiswi Hubungan Internasional angkatan 2018 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Saat ini aktif sebagai anggota Divisi Sastra LPM Perspektif.

(Visited 117 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?