Malang, PERSPEKTIF– Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggelar aksi di depan Gedung Rektorat UB pada Kamis (2/5). Aksi ini dilakukan sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional. Peserta aksi terdiri dari beberapa elemen mahasiswa di UB. Diantaranya, Eksekutif Mahasiswa (EM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) beberapa fakultas, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Namun, aksi ini terlihat sepi karena minimnya jumlah peserta yang hadir.
Mochammad Irfanudin, Koordinator Aksi 2 Mei, mengatakan bahwa ia telah mengundang seluruh mahasiswa untuk ikut serta dalam aksi ini. “Kami sudah mengundang seluruh mahasiswa UB untuk datang dan ikut serta aksi ini,” ucapnya.
Irfanudin juga menambahkan bahwa undangan untuk menghadiri aksi telah disebar melalui BEM setiap fakultas. Ia juga menyatakan bahwa pihak EM telah melakukan sosialisasi melalui media sosial.
Ada beberapa isu yang menjadi sorotan dalam aksi tersebut, yaitu masalah perubahan UB menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), penurunan dan penundaan uang kuliah tunggal (UKT) untuk mahasiswa baru, dan tata kelola UB Kampus III Kediri.
Menanggapi tuntutan peserta aksi, Abdul Hakim, Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan, menyerahkan masalah tersebut kepada Wakil Rektor (WR) II Bidang Keuangan dan WR III Bidang Kemahasiswaan. “Saya berharap WR II dan WR IV dapat menjelaskan masalah PTN-BH dan UKT dengan lebih baik. Selain itu, saya juga berusaha agar rektor dapat turun dan menjelaskan kebijakan kampus kepada mahasiswa,” tambahnya.
Azzam Izzudin, Presiden EM UB, mengatakan bahwa agenda inti pada aksi tersebut adalah penyusunan kebijakan kampus antara perwakilan mahasiswa dengan pihak rektorat. “Sebenarnya kami sudah mengatakan bahwa akan ada konsolidasi dengan pihak rektorat untuk membahas kebijakan kampus hari ini,” ucapnya.
Di sisi lain, Azzam menyatakan bahwa Kementerian Kajian, Aksi, dan Strategi (Kastrat) BEM se-UB menghendaki adanya aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Karena itu, pembahasan kebijakan kampus harus ditunda karena aksi demonstrasi tersebut. “Mungkin Kastrat BEM mengabaikan atau lupa pesan EM kemarin,” pungkasnya. (jab/cha/mim)