Malang, PERSPEKTIF – Kamis (21/3) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengadakan pembahasan permasalahan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi di FISIP melalui FISIP Bercerita (FISBER) X Garis Pandang. Acara tersebut dilaksanakan di Panggung Apresiasi FISIP dengan mengangkat tema “Klarifikasi Alasan Jinggaku Berbeda.”
Naomi Monicarolina Princess Hasianta Silaban selaku panitia FISBER X Garis Pandang mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan respon dari kurangnya informasi yang diberikan oleh dekanat terkait pembangunan-pembangunan di FISIP. “Dekanat FISIP harus memberikan klarifikasi atas pembangunan-pembangunan yang terjadi sebab informasi yang ada selama ini masih kurang,” ungkap Naomi.
Sutan Rachman Wahyu Hidayah Sholeh selaku Kepala Sub Bagian Keuangan menjelaskan bahwa perubahan yang sedang dilakukan mencakup perampingan jumlah meja kantin dan pemindahan panggung apresiasi ke halaman depan FISIP. Kemudian, revitalisasi kolam menjadi taman serta pemindahan beberapa pusat kegiatan mahasiswa di gedung C FISIP. “Jadi, perubahan tersebut terjadi karena ada desakan dari warga belakang FISIP (red: warga Watumujur) yang merasa terganggu dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa,” jelas Sutan.
Sutan menambahkan bahwa alasan pemindahan beberapa meja kantin untuk memudahkan mobilitas tamu dan warga FISIP. Selain itu, untuk menjaga suasana tetap nyaman di lorong penghubung gedung A dan B.
Sutan juga menyampaikan beberapa kegiatan mahasiswa akan dipindah ke gedung C demi terciptanya situasi kondusif. “Gedung C, tepatnya lantai tiga akan dioptimalkan untuk beberapa kegiatan mahasiswa. Lantai tiga telah dilengkapi dengan tembok kedap suara agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat di belakang FISIP,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Isabela Anastasiya Deo Maubere, mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) 2018 mengatakan banyak mahasiswa tidak mengetahui perubahan di FISIP, karena kurangnya informasi. Menurut Isabela tidak adanya pemberitahuan membuat peran mahasiswa seolah-olah tersingkirkan. “Misal pihak dekanat tidak bisa menyampaikan secara resmi, bisa disampaikan melalui BEM atau DPM. Bisa juga memanfaatkan akun instagram FISIP atau papan pengumuman,” tegasnya.
Isabela menambahkan model kantin yang sekarang merugikan mahasiswa yang tidak merokok. Selain itu, juga membuat lingkungan menjadi lebih kotor. “Mahasiswa yang tidak merokok dirugikan karena digabung dengan mahasiswa yang merokok. Terus sampah styrofoam bertebaran di mana-mana, membuat lingkungan kami lebih kotor,” ungkapnya. (jab/mlf/dip)