Malang, PERSPEKTIF– Terhitung sejak 1 Januari 2019, harga sewa gerai kantin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut diatur dalam Peraturan Rektor nomor 37 Tahun 2018 tentang Tarif UB Kantin dan diumumkan FISIP melalui surat edaran nomor 76/UN10.F11/LK/2018. Semula harga sewa satu gerai dibanderol Rp. 7.300.000, kini naik jadi Rp. 11.300.000.
Sutan Rachman Wahyu Hidayah Sholeh, Kepala Sub Bagian Keuangan FISIP, menuturkan ada perubahan kebijakan terkait pengelolaan kantin. Sebelum Peraturan Rektor nomor 37 tahun 2018 diterbitkan pengelolaan kantin dilakukan oleh fakultas, kini dikelola oleh rektorat. “Karena rektorat tidak memotong alokasi untuk fakultas, akhirnya harga sewa dinaikkan menjadi Rp11.300.000, 25% untuk pusat dan 75% untuk alokasi PNBP (red: Penerimaan Negara Bukan Pajak) FISIP,” tutur Sutan saat ditemui awak Perspektif (27/2).
Berbeda dari Sutan, Anang Sujoko selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP mengungkapkan ada dua faktor yang mempengaruhi kenaikan harga sewa gerai kantin. “Pertama, dulu kebersihan itu ditanggung oleh pedagang sendiri, sekarang kami memberi jasa cleaning service (CS). Kedua, banyak pedagang yang ternyata menambah kuota listrik di luar perjanjian,” ungkap Anang.
Lebih lanjut Sutan menyampaikan telah mensosialisasikan kenaikan harga sewa sejak Desember tahun lalu. Sutan juga mengatakan ke depannya bakal ada penambahan tiga atau empat gerai kantin.
Kebijakan kenaikan harga sewa gerai kantin tidak dipermasalahkan oleh para pedagang. Pedagang justru khawatir dengan kebijakan penambahan gerai kantin. “Yang jadi masalah itu adanya penambahan tiga gerai, jadi kantinnya yang di dalam semakin sempit. Kemudian, di luar (red: gazebo belakang FISIP) ada renovasi anak-anak yang nongkrong berkurang pembeli juga berkurang,” ungkap Mariana, salah satu pedagang kantin FISIP.
Hal senada diungkapkan Sulis Setiawati yang juga pedagang kantin FISIP. Sulis menuturkan penambahan gerai akan mengurangi omzet penjualan. “Kalau ditambah gerai sedikit keberatan. Gerai makanan sendiri sudah ada delapan, ditambah kenaikan harga gerai segitu, terus kalau ditambah gerai lagi kan omzetnya jadi menurun juga,” jelasnya.
Menanggapi kekhawatiran pedagang Anang menghimbau agar pedagang tidak khawatir dengan penambahan gerai. Pihaknya berupaya menjaga persaingan antara pedagang dengan proses tender. “Kalau itu nanti ada tender. Jadi ada beberapa persyaratannya, salah satunya tidak menjual menu yang sudah ada di kantin sebelumnya,” ungkapnya. (mim/rff/dip)