Malang, PERSPEKTIF – Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta pengisian KRS (Kartu Rencana Studi) telah dimulai pada Senin (15/1) lalu. Beberapa hari sebelumnya, pada Kamis (11/1) terdapat kabar penggalangan dana untuk seorang mahasiswi penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) atas nama Krishna Sekar Larasati alias Nana.
Penggalangan dana tersebut dilakukan karena Nana harus melunasi kekurangan biaya Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan (SPFP) sebesar Rp. 14.610.000. Pembayaran SPFP harus dibayarkan oleh Nana setelah diterima di UB melalui jalur Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas (SPKPD) pada 2017 lalu.
Saat dikonfirmasi Nana menjelaskan biaya SPFP yang harus ia bayar sebesar Rp. 21.035.000 serta biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sebesar Rp. 3.575.000. Sehingga total biaya yang harus dibayar sebesar Rp. 24.610.000. Saat awal masuk kuliah orang tuanya hanya sanggup membayar sebesar Rp. 10.000.000.
“Dulu orang tua saya baru sanggup membayar Rp. 10.000.000, jadi SPFP masih kurang Rp. 14.610.000. Harus lunas bulan Januari 2018 dan belum termasuk UKT semester selanjutnya,” ungkap Nana.
Penggalangan dana untuk pelunasan SPFP Nana dibuat oleh Mohamad Fakhri Mashar melalui situs kitabisa.com dengan judul “Bantu Nana Tidak Merana”.
“Niat awalnya untuk membantu siapa saja yang membutuhkan, salah satunya yang kami bantu adalah Nana. Selain itu Nana mempunyai banyak prestasi, dia banyak cerita pada kami,” ungkap Fakhri yang merupakan Ketua Himpunan Budidaya Pertanian 2017.
Selain Fakhri, Muhammad Nur Fauzan juga menjadi salah satu inisiator penggalangan dana.
“Awal mulanya saya dan teman saya, Fakhri Mashar, punya inisiasi untuk membantu mahasiswa difabel UB yang kondisi ekonomi keluarganya sedang tidak baik, SPFP nya tinggi selain itu anaknya juga punya prestasi. Akhirnya setelah kami cari-cari, ketemulah Nana,” jelas Fauzan, Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) UB 2018.
“Kalau upaya dari EM sendiri sejauh ini belum ada, karena sumber daya manusia EM belum memadai. Sementara yang saya lakukan itu koordinasi dengan Advokesma BEM FP, untuk penurunan UKT. Saya rasa penurunan UKT masih bisa dibantu oleh rektorat atau dekanat, namun untuk SPFP tentu sulit,” tambah Fauzan.
Hingga berita ini ditulis pada Kamis (18/1) nominal donasi yang terkumpul sudah mencapai angka Rp. 11.466.266 dari target Rp. 14.600.000 dan penggalangan dana masih dibuka. Tidak hanya itu, melalui advokesma BEM FP UKT Nana juga berhasil diturunkan dari Rp. 3.575.000 menjadi Rp. 2.400.000. (ptr/miq/wur)