Oleh: Shavia Azharra*
Malam dingin di sebuah kota
Bersandar pada dinding penuh lubang
Satu dua mereka melewatinya
Sebagian membuang muka
Sebagian menatapnya iba
Sedikit dari mereka melempar logam
Bergantian,
Bergerincing,
Berjatuhan
Patah arang, dalam dadanya
Jelak dengan segala kepalsuan
Bukan,
Bukan uang yang ia minta
Bukan tatapan,
Juga suara mengasihani
Ia minta pengakuan
Ia minta penerimaan
Bagaimana satu dua dari mereka
Bersedia membagi kehangatan
”Aku bagian dari kota ini”
Tangisnya di suatu malam
“Bukan dengan uang lantas aku akan pergi”
*Tentang Penulis: Penulis merupakan anggota aktif Divisi Sastra LPM Perspektif. Saat ini menempuh program studi Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya angkatan 2015.
(Visited 75 times, 1 visits today)