Oleh : Kumba Permata Dewa
Alkisah di negeri antah berantah, tersebutlah puteri yang cantik tak terkira.
Terkungkung dalam kecerdasan yang ia bawa bersama.
Terpatri dalam ratapan yang merana.
Hati yang terpukul kecerdasan yang ia bawa bersama.
Hati yang miskin akan cinta yang merana.
Tergelak hati untuk melepas hati yang haus akan cinta.
Melawan gejolak antara akal dan nafsu yang mengembara.
Terjunlah ia dari kamar yang kini ia tatap sebagai penjara …..
Melepas segala kesal dan gelisah dalam pengembaraan cinta.
Namun, dunia lebih kejam daripada yang ia pikir dalam kecerdasannya ….
Tak malang, tak sudi orang, membuat dirinya bak raja yang rakus.
Rakus akan segala masa depan kegemerlapan dan kecerdasan yang sama.
Maka tertampiklah setiap pujangga yang ingin menyentuh hatinya.
Takut melihat diri putri layaknya malaikat yang jauh ….
Jauh akan watak dan pikiran para pujangga.
Sang putri jatuh menatap dan merana.
Di akhir hayat ia tersiksa.
Tak ada hatinya yang tersandar, hanya kegelapan memeluknya.
Laku selama ia mengembara sia-sia.
Karena tiap pujangga yang merengkuhnya, ia tampik sia-sia.
Tentang Penulis : Penulis merupakan mahasiswa Psikologi 2014. Saat ini sedang berproses di LPM Perspektif sebagai Pimpinan Divisi Sastra.