Lompat ke konten

Retro dan City Light Menjadi Satu dalam Pameran Foto Blidz

MENYIMAK - salah satu pengunjung Ab Imo perto terlihat fokus memperhatikan pameran foto di acara tersebut.
MENYIMAK - salah satu pengunjung Ab Imo perto terlihat fokus  memperhatikan pameran foto di acara tersebut.

MENYIMAK – salah satu pengunjung Ab Imo Pectore terlihat fokus memperhatikan pameran foto di acara tersebut.

Malang,  PERSPEKTIFLembaga Semi Otonom (LSO) BLIDZ  yang aktif berkarya melalui medium fotografi baik secara cetak maupun digital, baru saja menghelat rangkaian acara pameran fotografi dan sarahsehan. Rangkaian acara yang dimulai dari Senin (30/5) hingga Rabu lalu (1/6),  mendatangkan massa tak kurang 100 pengunjung dari berbagai kalangan. Acara yang disebut “Ab Imo Pectore” itu mengangkat dua tema karya fotografi, yaitu Retro dan City Light.

Ab imo Pectore sendiri merupakan kalimat berbahasa Latin, artinya ‘berasal dari lubuk hati yang paling dalam’. Menurut  Syauqy Ayyash Hizbullah, Ketua BLIDZ, penyebutan acara ini berasal dari usul anggota muda BLIDZ. “Sebelumnya kami berkumpul dan membahas tema yang ingin diangkat untuk acara tahunan ini,” ungkapnya.

 Puluhan Foto dipajang di salah satu ruangan dalam Komika Café. Penataan foto-foto itu dibagi menjadi dua, sesuai dengan tema foto yang diambil. “Foto-foto yang ditampilkan murni hasil foto dari anggota baru, kami dari angkatan atas hanya kasih saran dan referensi tempat yang recommended,” ujar Ayyas. Dengan begitu dia berharap anggota baru BLIDZ dapat belajar secara mandiri.

Mulai dari foto bangunan kuno, buku, lampu jalan hingga anak jalanan dapat ditemukan di sana. Para pengunjung yang datang diberikan kertas untuk memilih foto mana yang menjadi favoritnya. Nantinya, foto yang memiliki jumlah suara terbanyak dari pengunjung akan mendapatkan apresiasi berupa makan bersama.

Ditemui terpisah diantara para pengunjung, Shaskia Maulidina General Manager Se7en Line Radio FISIP, mengaku datang karena tertarik dengan foto. Ia menganggap foto dapat membawanya pada suasana tertentu walaupun tanpa ada satu patah katapun. Dari banyak foto yang ada, wanita manis itu memilih “The Castle” untuk kategori Retro  dan “Tanpa Judul” untuk kategori foto City Light.

Menurut Ayyas, seni tidak akan berarti jika tidak dipamerkan. Karena itu, acara seperti ini adalah output untuk menunjukkan ekspresi seni para anggota muda BLIDZ 2015.

“Secara umum foto-fotonya sudah bagus, cuman dari temanya kurang masuk. Karena retro sendiri-kan bukan berasal dari Indonesia. Karena Retro sendiri berasal dari Amerika. (lod)

(Visited 334 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?