Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp

Puisi dalam Kampung Cempluk Festival

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp

Denny Mizhar (kedua dari kanan) saat tampil membacakan puisi di KCF (1/10)
(Ade/Perspektif)

Malang, PERSPEKTIF – Komunitas Pelangi Sastra Malang turut memeriahkan acara Kampung Cempluk Festival (KCF) kemarin malam (1/10). Memasuki usia ke 6 terselenggaranya KCF ini, Komunitas Pelangi Sastra membawa kisah dan pesan moral melalui puisi yang mereka  tampilkan mengenai desa dan kota saat ini.
Tiga puisi dibawakan oleh Komunitas Pelangi Sastra dibacakan tunggal oleh Denny Mizhar. Mengaku terinspirasi dari seorang temannya, Ia mengkisahkan tentang seorang yang pergi merantau ke kota, kemudian merasa kehilangan temannya yang ada di desa tersebut Ia tuliskan dalam puisi yang berjudul ‘’Pulang’’.
Selain itu melalui serangkaian puisinya yang lain, pegiat sastra tersebut berkomentar bahwa saat ini Malang bukanlah tempat yang  seperti dulu lagi. Salah satunya kampung Cempluk yang mulai tidak humanis lagi.  “Banyak kota yang ahumanis, saya sebut kota entah karena ketika saya meletakkan tubuh saya di kota, terutama Malang tidak jelas mau dibawa kemana,” jelasnya. (ade)
(Visited 88 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts