Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp

Dunia dan Salam Perpisahan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Dunia dengan gedung-gedung yang belum selesai dibangun,
juga kepala-kepala yang tak kunjung mencari ampun.
Bersambung dengan berita pagi demokrasi yang sekarat
dan rakyat yang masih menduga-duga.
Lalu ada anak-anak memakai baju abu-abu dan hitam,
air matanya jatuh menguap menjadi doa yang meneduhkan.
Sementara kita berseteru sebagai koper yang dipisahkan langkah kaki,
tanpa label nama dan berpura-pura tak saling mengenali.
Kau berkata ingin mengingat hal-hal yang baik saja,
sambil menghilangkan cerita-cerita tentang kesedihan.
Aku pun tak punya cara agar masing-masing dari kita
bisa berhenti saling menerka.
Bersama dunia yang terus dibangun melalui Soekarno-Hatta dan Juanda,
juga kepala-kepala bersujud dalam diam, menghamba akan segala kemungkinan,
kita semakin sibuk bertengkar tentang kata-kata yang salah jalan,
dan sama-sama keras kepala untuk meminta maaf.
Lalu daun-daun akan menguning dan gugur berjatuhan,

bersiap-siaplah untuk segala yang mungkin tentang kehilangan.

*Ayu Putri Kharina
Penulis adalah Mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Brawijaya angkatan 2014.
(Visited 136 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts