PENUH – Suasana yang terlihat pada acara Seminar dan Peresmian Pusat Kajian Anti Korupsi LPPM UB di Gedung Widyaloka |
Malang, PERSPEKTIF– Pada hari Selasa (17/3) bertempat di gedung Widyaloka Universitas Brawijaya pada pukul 13.00 WIB diadakan acara “Seminar dan Peresmian Pusat Kajian Anti Korupsi LPPM Universitas Brawijaya (UB)” yang bekerja sama dengan anti rasuah yaitu KPK. Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya lalu dilanjutkan dengan penandatanganan sebagai prosesi peresmian pusat kajian anti korupsi di UB. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Mohammad Bisri selaku rektor dari perwakilan Universitas Brawijaya dan Johan Budi selaku juru bicara dari perwakilan KPK. Setelah penandatanganan peresmian tersebut, acara dibuka dengan ditandai pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh rektor UB.
Johan Budi selaku pembicara dalam seminar tersebut menyampaikan materi seputar korupsi yang terjadi di Indonesia. Selama penyampaian materi, Juru bicara KPK tersebut mengeluarkan sedikit guyonan yang mengundang tawa para audien.
“Saya ini praktisi bukan ahli, jadi kalau tanya masalah politik saya kurang tahu. Juga jangan terlalu dipikirkan nanti rambut tambah putih”, celetuknya saat menjawab pertanyaan dari salah satu audience yang bertanya.
Seminar ini sangat bermanfat karena para peserta seminar juga merasakan pentingnya mengenal korupsi. Bambang dari Fakultas Hukum UB berkata “Seminar ini memberikan pengajaran mengenai korupsi di dunia kerja nanti (nyata) selain itu bermanfaat karena bisa membedakan yang benar dan yang salah.” pungkas pria tambun tersebut.
Acara ditutup dengan pemberian cinderamata berupa jebakan tikus sebagai simbol dukungan penuh terhadap KPK sebagai institusi pemberantas korupsi yang diberikan secara simbolis oleh Presiden Eksekutif Mahasiswa UB Reza Adi Pratama. (lta/iww)
(Visited 98 times, 1 visits today)